Wednesday, June 26, 2013

NASA MENEMUKAN DUA PLANET BARU MIRIP DENGAN BUMI:

NASA MENEMUKAN DUA PLANET BARU MIRIP DENGAN BUMI:
NASA MENGUMUMKAN PENEMUAN DUA PLANET BARU MASING-MASING DILIPUTI PERAYIRAN DAN DIPRADIKSI TERDAPAT KEHIDUPAN PADA KEDUANYA: (Med HATTA)


My Buku Kuning Global: Planet Kepler 62f dan Kepler 62e
Para ilmuan “National Aeronautics and Space Administration (NASA)”, yaitu agensi pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program angkasa AS dan riset aerospace umum jangka panjang, berhasil mengintai dua planet baru masing-masing memiliki iklim serupa dengan apa yang ada di planet bumi. Hal ini membuat para ilmuan NASA berkesimpulan bahwa - kemungkinan besar – terdapat faktor kehidupan di atas permukaan kedua planet tersebut.
| BACA: LANJUTANNYA DI SINI | ==>>

Monday, June 24, 2013

LEMBAGA PENDIDIKAN DARUD DAKWAH WAL IRSYAD (DDI) MILIK SIAPA?



Hak PATEN Lambang dan Nama DDI Keharusan Mutlak Organisasi Modern
Oleh: Med HATTA

KITA sebagai warga Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI), tentu saja semua menginginkan kemajuan dan Purnama DDI senantiasa bersinar terang di tengah usianya yang semakin matang. Kiprah dan gerakan pendidikan, dakwah, serta amal sosial yang menjadi triologi perjuangan organisasi harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Namun harus pula diakui secara jujur, bahwa didapati berbagai permasalahan yang masih terus mengitari DDI, baik itu internal maupun eksternal, terutama dualisme kepengurusan yang terjadi semenjak 1998 (setelah Gurutta AD meninggal).

Beberapa persoalan internal itu antara lain; suksesi (passelle pasau), pengelolaan pendidikan, aset dan harta organisasi, dakwah dan amal sosial, serta hal lain yang perlu segera dicari solusi penyelesaiannya. Kali ini, saya ingin mengingatkan kita semua terkait harta dan aset organisasi berupa lembaga pendidikan (sekolah/madrasah) yang telah diwarisi oleh Gurutta Ambo Dalle untuk dikelola bagi kepentingan umat.

Salah satu aktifitas terpenting yang menjadi amal kolektif DDI adalah pendidikan (selain dakwah, amal sosial dan pengembangan kesejahteraan ummat). Aktifitas pendidikan yang terus berjalan di lingkungan DDI menandakan bahwa eksistensi sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan masih tetap bertahan. Dan sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan Islam terbesar ketiga nasional, setelah NU dan Muhammadiyah,  yang lahir di Sulawesi Selatan serta memiliki lebih dari 1700 cabang/ unit institusi pendidikan mulai dari Raudhatul Atfal (RA) sampai perguruan tinggi, terus berkiprah dari masa ke masa selama kurang lebih 66 tahun.

Semenjak dideklarasikannya tahun 1947 lalu, DDI telah ikut serta berpartisipasi secara aktif mencerdaskan kehidupan bangsa baik kecerdasan intelektual maupun kecerdasan spiritual. Karena itu diperlukan kepastian, ketegasan dan profesinalisme dalam hal penataan dan pengelolaan pendidikan DDI agar bisa kompetitif dengan lembaga pendidikan lainnya, baik negeri maupun swasta.

Maka di tengah arus kompetisi dunia pendidikan yang semakin ketat, kondisi dunia pendidikan DDI, permasalahan utama yang sering muncul dan bahkan terus berulang dalam kaitan pengelolaan dan penataan pendidikan organisasi adalah manajemen dan pengelolaan yang belum maksimal, sebagai contoh adanya dualisme kepengurusan di dalam tubuh organisasi (PB DDI Pare-Pare dan PP DDI AD Mangkoso).

Hal ini menjadi keprihatinan banyak tokoh dan pengurus DDI, karena sesungguhnya apa yang hari ini menjadi aset organisasi adalah warisan Gurutta Ambo Dalle, sebagian besar harta organisasi tersebut adalah wakaf yang selanjutnya dititipkan sebagai amanah kepada DDI untuk mengelolanya.

Oleh karena itu, saya berharap dalam Muktamar DDI AD Ke-XX yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Juni – 02 Juli yang akan datang ini, agar dibentuk lembaga-lembaga strategi khusus dalam struktur kepengurusan DDI mendatang, seperti:

  1. Majelis Tinggi Pengelolaan Aset DDI, yang dimaksudkan untuk menertibkan dan menjaga harta organisasai.
  2. Majelis Lembaga Pendidikan DDI, yang akan melaksanakan program pembuatan HAK PATEN atas “Lambang” dan nama “Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI)” di Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia, serta mensosialisasikannya di dunia pendidikan sebagai upaya pembenahan status kepemilikian dan penyeragaman pola dan system kependidikan di lingkungan DDI.

Dengan adanya HAK PATEN tersebut diharapkan menjadi starting point untuk menyelesaikan persoalan tata kelola dan pengaturan sistem pendidikan di lingkungan DDI, sekaligus meminimalisir resistensi konflik yang bakal timbul bila organisasi mengeluarkan kebijakan dan aturan tentang kewajiban setiap institusi pendidikan yang menggunakan lambang dan nama DDI, untuk tunduk dan patuh kepada aturan yang dibuat oleh organisasi. Karena bisa saja terjadi konflik akibat ketidakpahaman pengurus dan pengelola pendidikan terhadap aturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan hak paten atau hak cipta yang dimiliki oleh DDI. Terutama sekali menggugurkan klaim dari pihak tertentu selain pengurus yang telah memiliki HAK PATEN.

HAK PATEN menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2001 adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor (seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi) atas hasil invensinya (ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses) di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang hak cipta disebutkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.

Dengan terdaftarnya nanti lambang dan nama DDI di Departemen Hukum dan Ham RI, DDI sebagai inventor maupun pencipta diberikan kewenangan dan hak penuh untuk memiliki dan mempergunakan lambang dan nama tersebut untuk kepentingan organisasi. Karenanya tidak ada lagi alasan bagi pihak lain dan lembaga pendidikan yang menggunakan lambang dan nama DDI untuk tidak patuh dan tunduk pada aturan dan keputusan organisasi. Dengan demikian DDI secara tegas dapat melakukan pendataan dan pengelolaan terhadap asset dan kepemilikan organisasi atas lembaga pendidikannya.

Dewasa ini setidaknya saya dapat mengklasifikasi dunia lembaga pendidikan DDI dari dua kepengurusannya yang terpisah (PB DDI dan PP DDI AD) kedalam 3 kategori:

  1. Kepemilikan dan pengelolaannya ada pada DDI (PB DDI dan PP DDI AD)
  2. Kepemilikannya ada pada perorangan/ yayasan namun pengelolaannya melibatkan organisasi DDI
  3. Kepemilikannya dan pengelolaannya bukan pada DDI manapun (hanya menggunakan nama DDI saja).

Saya menyadari bahwa untuk menertibkan dan mengatur lembaga pendidikan ini bukanlah pekerjaan sederhana dan instan, dibutuhkan energi lebih dari seluruh pemangku kepentingan di dalam dan di luar DDI, kesepahaman dan niat ikhlas yang semata-mata demi pengabdian kepada ummat harus dikedepankan. Namun saya juga melihat bahwa langkah hukum sebagai jalan terakhir yang bisa ditempuh jika cara-cara pendekatan dan kekeluargaan mengalami jalan buntu. Semoga tulisan ini bermanfaat buat pembangunan DDI menuju organisasi modern, menuju “Purnama DDI”. Wallahu’alam.

Wednesday, June 19, 2013

MENYAMBUT MALAM FESTIVAL AMAL SHALEH (NISFHUS SYA’BAN) 1433 H.

MENYAMBUT MALAM FESTIVAL AMAL SHALEH (NISFHUS SYA’BAN) 1433 H.
Serial Bulan Sya'ban: Tafsir Ayat-Ayat Puasa: (01/ 02)
Menyambut Nishfus Sya'ban  & Ramadhan 1433 H. (H: -19)
“Keutamaan & Beberapa Hukum Penting Di Bulan Sya’ban al-Mubarak”
Oleh: Med HATTA
Mukaddimah:

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد! 

Tidak terasa oleh kita, jelang beberapa hari lagi – Insya Allah – (Kamis, 15/ 08/ 1433 H bertepatan 5/ 07/ 2012 M) yang akan datang, kita akan memasuki suatu malam yang sangat mulia di sisi Allah, disebutkan di dalam al-Qur’an sebagai “Lailatin Mubarakatin” (QS: 44: 1-6), yaitu Malam Nishfus Sya’ban al-Mubarak. (Lihat: Menghidupkan BulanSya’ban al-Mubarak). 

Malam ini bisa disebut sebagai “Malam Festival Amal Shaleh”, di mana pada malam mulia itu diangkat dan dilaporkan segala amal shaleh orang mu’min. Sebagaimana dalam sabda rasulullah SAW: 
| BACA: LANJUTANNYA DI SINI | ==>>

Monday, June 17, 2013

MENGHIDUPKAN BULAN SYA'BAN AL-MUBARAK

MENGHIDUPKAN BULAN SYA'BAN AL-MUBARAK
Serial Bulan Sya'ban: Tafsir Ayat-Ayat Puasa (01/ 01):
Menyambut Nishfus Sya'ban 1433 H. (H: -24)

 nisfu assya’ban Malam Al-Mubarakah[1]
Oleh: Med HATTA
Allah Berfirman:
حم (١) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (٢) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (٣) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (٤) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (٥) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٦)
Artinya: "Haa-miim; Demi Kitab (al-Quran) yang menjelaskan; sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan; Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah; suatu urusan yang besar dari sisi Kami, sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul; sebagai rahmat dari Tuhanmu, sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui" (QS: 044: 1-6)
| BACA: LANJUTANNYA DI SINI | ==>>

Tuesday, June 4, 2013

MENANTI PRESIDEN DDI 2014:



PENGGANTI KH.ABDURRAHMAN AMBO DALLE


Pada era kepemimpinan KH. Abdurrahman Ambo Dalle-lah DDI mengalami kemajuan yang sangat pesat dan mampu melampaui pencapaian organisasi-organisasi Islam lainnya. KH. Abdurrahman Ambo Dalle sendiri adalah ikon bagi kemajuan pendidikan agama disulawesi, beliau menjadi figur sentral bagi warganya dan dan menjadi aset penting bagi bangsa dan Negara. Sosok KH. Abdurrahman Ambo Dalle sebagai pendiri sekaligus sebagai PB DDI telah mengatar organisasi DDI menjadi sebuah organisasi Pendidikan dan Dawah yang besar dan disegani di tanah air.

Pada Tahun 1970 an, KH. Abdurrahman Ambo Dalle sebagai Pengurus Besar sekaligus sebagai Pendiri DDI sedikit kesulitan mencari orang yang bisa membantu memenej kebutuhan warga DDI yang telah membuka cabang dan Ranting diberbagai pelosok Nusantara. Untuk mengatasai krisis ini, KH. Abdurrahman Ambo Dalle lalu merekrut beberapa tokoh dari luar seperti Drs. Abd. Muiz Kabry, untuk bergabung ke DDI.

Saat itu, mencari orang pandai dalam berorganisasi di DDI benar-benar seperti mencari jarum ditumpukan jerami. Amat bisa dimaklumi kalau pada tahun-tahun itu DDI mengalami defisit sumber daya manusia. Sebetulnya bukan tidak ada “orang pandai” di dalam DDI. DDI sendiri adalah organisasi ulama, dan ulama dalam bahasa Arab berarti “orang berilmu” atau “ilmuwan.” Tapi, kata “ulama” dalam DDI terlanjur direduksi hanya menjadi “ilmuwan agama” atau orang yang ahli tentang agama saja.

Karena keahlian mereka sangat terbatas dalam manajmen dan pengembangan organisasi, maka DDI mengalami kesulitan ketika warganya ramai-ramai membuka cabang di daerahnya, sementara untuk menjadi organisasi yang besar, dan mempunyai caban yang tersebar dimana mana. DDI harus mampu melayani kebutuhan warganya , belum lagi soal perizinan dan loby-loby dari instansi terkait yang sangat berbelit pada masa itu..

Pada 1950-an, Ormas Islam yang sudah ada seperti NU, Muhammadiyah, dll, umumnya telah memiliki tenaga ahli dalam Manajmen, selain beberapa pengurusnya talah berpengalam dalam organisasi pergerakan sebelumnya, juga sebagian pernah menjalani pendidikan modern, baik di Belanda maupun di sekolah-sekolah Belanda yang ada di Indonesia. Sedangkan orang DDI hanyalah tamatan pesantren yang tidak menguasai ilmu-ilmu umum.

Kondisi mengenaskan itu mulai berubah pada tahun 1980-an, ketika generasi muda DDI berbondong-bondong memasuki perguruan tinggi di kota-kota besar. Urbanisasi dan proyek pembangunan yang dilancarkan Presiden Soeharto menciptakan peluang besar bagi penduduk desa untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dan lebih modern. Institusi-institusi profesional dan perusahaan-perusahaan yang memerlukan tenaga kerja mendorong para pelajar untuk semakin berpikir ke arah pendidikan yang lebih vokasional.

Generasi muda DDI yang lahir pada akhir 1960-an dan awal 1970-an adalah generasi baby-boomer yang mendapat kesempatan belajar jauh lebih baik dari orang-orang tua mereka. Sebagian besar anak-anak DDI yang lahir pada era ini mengenyam pendidikan umum atau pendidikan agama dengan kombinasi pelajaran umum. Pada masa ini, tidak jarang para orang tua DDI menyekolahkan anak mereka secara ganda, pagi di sekolah umum (SD) dan sore di sekolah agama (Ibtidaiyah).

Jasa KH. Abdurrahman Ambo Dalle
Ledakan bayi-bayi DDI mulai dapat dirasakan pada tahun 1990-an dan semakin keras gaungnya setelah memasuki tahun 2000-an. Seperti sudah disebutkan di atas, orang-orang DDI kini banyak mengisi jabatan-jabatan dan pos-pos penting, baik di pemerintahan maupun di lembaga-lembaga profesional. Generasi muda DDI juga memasuki dunia usaha khususnya dunia travelin yang sebelumnya hanya sebagai guide sekarang menjadi komisaris. Yang paling menggembirakan adalah bahwa DDI juga leading dalam pengembangan pemikiran keagamaan, dan ini dapat dilihat dari karya-karya tulis mereka yang diterbitkan dalam berbagai media cetak dan eletronik, padahal dulu karya tulis seperti itu hanya muncul dari kalangan kaum modernis.

Sebelum tahun 1980-an, DDI selalu dianggap sebagai organisasi Islam tradisional yang anti-pembaruan, anti-pemikiran, dan reaksioner terhadap dunia modern. DDI juga sering mendapatkan streotip sebagai organisasi terbelakang, kolot, dan anti kemajuan. Citra DDI mengalami perubahan yang luar biasa sejak pertengahan tahun 1980-an, khususnya ketika KH. Abdurrahman Ambo Dalle melakukan suatu gebrakan yang tak pernah dilakukan sebelumnya yaitu dengan melakukan ijtihad politik dengan masuk dipartai golkar, kemudian membawa perubahan bagi DDI dari organisasi yang “kolot” dan “terbelakang” menjadi sebuah lembaga yang sangat dinamis.

Jasa terbesar KH. Abdurrahman Ambo Dalle adalah mewariskan organisasi DDI sebagai organisasi pendidikan dan Da’wah yang harus dijaga dan dipelihara KH. Abdurrahman Ambo Dalle telah mengorban semua hidup dan kehidupannya untuk kejayaan DDI, bahkan beliau mempertegas bahwa “anukku anunna DDI anunna DDI tanyia anukku”.

Pengganti KH. Abdurrahman Ambo Dalle
Setelah KH. Abdurrahman Ambo Dalle wafat pada tahun 1996 yang silam, warga Darul Da’wah Wal Irsyat DDI kembali membicarakan tentang nasib DDI Pasca KH. Abdurrahman Ambo Dalle. Tiba-tiba mereka rindu akan sosok KH. Abdurrahman Ambo Dalle yang telah begitu banyak memberikan jasa kepada warga DDI. Menjelang Muktamar DDI 2014 tahun depan, wacana memunculkan sosok pemimpin seperti KH. Abdurrahman Ambo Dalle kembali menguat.

Sebagian orang percaya bahwa sosok KH. Abdurrahman Ambo Dalle akan sulit dicari gantinya. Sebagian mengatakan bahwa sosok itu ada pada anak-anak KH. Abdurrahman Ambo Dalle, baik itu dari anak biologis maupun dari anak Ideologis, dan sebagian lainnya berpendapat bahwa tidak perlu persis seperti KH. Abdurrahman Ambo Dalle, yang penting orang itu mampu memainkan peran seperti yang dimainkan KH. Abdurrahman Ambo Dalle ketika ia memegang tampuk kepemimpinan DDI.

Itu artinya orang tersebut haruslah visioner, punya karakter, keihlasan, bisa menjadi figur pemersatu, pendukung perubahan, serta sanggup mengembalikan purnama Kaballangang, saya yakin bahwa DDI pasti memiliki orang seperti itu, bahkan yang mengatakan tidak ada orang yang sanggup menjalani peran KH. Abdurrahman Ambo Dalle sama halnya ia mengatakan bahwa KH. Abdurrahman Ambo Dalle telah gagal melakukan regenerasi.

Tentu saja, orang itu tidak harus sama persis seperti KH. Abdurrahman Ambo Dalle. Jika ia memenuhi kualifikasi KH. Abdurrahman Ambo Dalle dalam hal pengetahuan (kitab kuning), punya krakter, visioner, punya keihlasan dan sifat wara, maka dia layak maka dia layak meneruskan perjuangan KH. Abdurrahman Ambo Dalle. Saya kira, muktamar 2014 nanti, warga DDI harus berani memutuskan siapa yang bakal menjadi pemimpin mereka ke depan. Jangan sampai mencari pengganti KH. Abdurrahman Ambo sama seperti mencari jarum ditumpukan jerami....



Sunday, June 2, 2013

INTISARI DIALOG NASIONAL IAPDIKA:

Ivan A Hadar: Pesantren Memiliki Posisi Unik
Oleh: Helmi Ali
Di dunia ini tidak banyak negeri yang memiliki tradisi pesantren, kata Dr. Ivan Hadar, Pembicara ke tiga dalam Dialog Nasional, Graha Pena, Makassar, yang diselenggerakan Alumni Kaballangang (25/5) lalu. Selain di Indonesia, hanya di India dan Srilanka ada pesantren; tetapi bentuk dan tradisinya berbeda dengan yang ada di Indonesia. Pesantren sudah dikenal sejak dari zaman Hindu, tetapi bentuk dan tradisinya yang khas Indonesia mulai dikenal sejak zaman Islam masuk ke Indonesia, dan bertahan sampai sekarang.

Pesantren itu unik. Di Pesantren hidup dan dipraktekkan nilai-nilai agama (kejujuran, keikhlasan dan kemandirian). Posisi pesantren mulai tergeser ke pinggir ketika pemerintahan Penjajah Belanda mulai mengenalkan sekolah modern. Tetapi tetap merupakan alternative bagi masyarakat luas; karena sekolah-sekolah modern lebih elitis, melayani kebutuhan pendidikan kelas atas. Bahkan pernah ada upaya, Deklarasi Solo (tahun 1935), yang mendapat dukungan luas, untuk menjadikan pesantren sebagai basis pendidikan nasional.

Ki Hajar Dewantoro sendiri membangun Taman Siswa dengan mensintesakan pendidikan modern dan pesantren; pengembangkan sekolah berasrama, dengan pendekatan pedagogik Maria Montessori dan Rabindranath Tagore. Juga ada Kayu Tanam di Sumatera Barat, yang dikembangkan dengan konsep kurang lebih sama Taman Siswa.

Sampai pada masa kemerdekaan Pesantren tetap berada di pinggiran. Bahkan, sejak zaman orde baru, dipaksa mengikuti model pendidikan nasional, yang pendekatannya terlalu umum dan seragam. Maka pesantren pun seperti kehilangan roh. Orientasi pendidikan nasional tampaknya hanya melahirkan pekerja otak.

Memang pada zaman sekarang, dibutuhkan juga pekerjaan otak tetapi lebih banyak dibutuhkan pekerjaan tangan. Sambil bercanda, Ivan mengatakan, “… sebenarnya yang perlu dibayar adalah pekerjaan tangan, sedangkan pekerjaan otak adalah milik public ..”.

Dalam keadaan seperti itu pesantren sebenarnya bisa mengambil ruang kosong itu. Catatannya harus mengembangkan sesuatu yang khas, tidak mengikuti bentuk dan pendekatan pendidikan (nasional) sekarang.

Untuk memberi kerangka dan landasan Pendidikan (masa depan) Pesantren, Ivan Hadar mengacu kepada Filsafat Pendidikan Al Farabi. (Menurut Al-Farabi pendidikan merupakan media untuk mendapatkan serangkaian nilai, pengetahuan, moral dan ketrampilan, untuk mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan; Kesempurnaan manusia, kata Al Farabi, terletak pada kesesuian antara tindakan dengan teori yang dipahaminya. Ilmu tidak mempunyai arti kecuali ilmu itu dapat diterapkan dalam kenyataan di masyarakat).

Ada empat type atau bagian dalam pendidikan, menurut Al Farabi
  1. Al-Fadail an-nazariah (kebajikan teoretis);
  2. Al-Fadail alfikriyah (pemikiran kontemplatif);
  3. Al-Fadail al khulqiyah (etika);
  4. Assina'at al-amaliyah (keterampilan praktis).
Sebenarnya, dalam tradisi pesantren semua itu menjadi bagian dalam proses pendidikan pesantren. Tetapi tergerus zaman. Memang idealnya kalau pesentren mau kembali eksis kesemua type itu diambil. Tetapi dalam kondisi seperti sekarang ini peluang pesantren, kalau mau menjadi gerakan, perlu lebih memberi tekanan atau fokus pada type atau bagian yang keempat. Dengan demikian ada sesuatu yang khas.

Gagasan untuk membangun pesantren masa depan, kalau mau dibuat, paling baik kalau dimulai dari nol; proses pendidikan bukanlah sekadar kurikulum, tetapi harus ditunjang suasana kondusif, bahkan bentuk bangunan fisiknyapun disesuaikan dengan kebutuhan. Tantangannya, adalah kita biasanya maunya yang instan; sama dengan karakter pendidikan di Indonesia, maunya yang instan.

DDI kalau mau eksis (menjadi yang terdepan) harus mempunyai Visi yang jelas (tentang pendidikan).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

MyBukukuningLink

Bertukar link?



Copy kode di bawah masukan di blog anda, MyBukukuning akan segera linkback kembali. TRIMS!

Super-Bee

Popular Posts

BOOK FAIR ONLINE

Book Fair Online

PENGOBATAN LANGSUNG DENGAN HERBAL ALAMI:

BURSA BUKU IAPDIKA: "KASIH SANG MERPATI" (Rp 25.000)

animated gifs
Info | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA

IAPDIKA GALERI:

animated gifs
Info: | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA