Wednesday, December 24, 2014

VICTORY SPEECH OLEH KETUA PB DDI TERPILIH :

BERPIJAK PADA MABDA DAN TRADISI DDI
KITA MENYONGSONG ERA BARU MENUJU PENYATUAN DAN PERSATUAN DDI
OLEH: DR. KH. MA Rusdy Ambo Dalle
 

الحمد لله رب العالمين، الرحمن الرحيم، علم القرآن خلق الإنسان علمه البيان، وصلى الله على جميع الأنبياء والمرسلين، وعلى خاتم النبيين محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين، أما بعد.



Hadirin muktamirin dan muktamirat yang saya hormati.
Serta keluarga besar DDI yang saya cintai yang hadir pada hari yang bersejarah ini.

Syukur Alhamdulillah kita haturkan kepada Allah, karena telah memberi kita kesempatan untuk berdamai dengan waktu, dan melalui kelapangan waktu itulah kita dapat berkumpul dan bersilaturrahim pada saati ini, sebuah momen yang sangat penting dalam sejarah perjalanan DDI, lembaga Islam yang lahir ditengah-tengah kancah perjuangan, bergolak mengawal kemerdekaan, dan mendapat tempat yang terhormat ketika kemerdekaan diraih yakni sebagai salah satu lembaga Islam terbaik di Indoesia dengan menempati urutan ke tiga setelah NU dan Muhammadiyah. Tapi sejarah juga mencatat, bahwa ketika satu demi satu the founding father DDI menghadap kepada sang Pencipta, sayup-sayup mentari DDI pun mulai meredup sinarnya, tanpa pijar dan harapan, bahkan bercerai-berai, terpecah, dan terbelah dua. Sebuah tragedi sejarah yang miris dan memilukan.

Karena itu, saya menyambut gembira diadakannya Muktamar ini, dan berterima kasih kepada panitia karena memberi kesempatan kepada saya untuk tampil berbicara di hadapan Bapak/Ibu. Sungguh sangat sulit mengungkapkan apa yang saya rasakan saat ini lewat kata-kata, karena sebuah kata justru akan mereduksi makna. Apa yang kita harapkan dan inginkan bersama bahwa Muktamar DDI ini bisa menjadi awal gerak maju organisasi DDI ke depan. DDI yang satu dan modern, dan hal yang paling dibutuhkan adalah mengembalikan semangat kebersamaan, kesatuan, seperti yang telah ditanamkan oleh para pendiri DDI, dan untuk mencapai semua itu dibutuhkan tiga hal:
  1. Menghilangkan rasa ingin mengusai orang lain.
  2. Menghilangkan rasa kecurigaan.
  3. Tidak merasa yang paling benar.




مهما كنت رائيا وكريما وطيبا ستجد من لا يحبك لأسباب لا تعرفها , فلا تنزعج كثيرا


Tradisi DDI yang berpijak pada budaya Sulawesi Selatan dan Barat, mengatakan bahwa maliq siparappe, rebba sipatokkong, pada idiq pada eloq (hanyut saling menyelamatkan, rebah saling menegakkan, (tapi) di antara kita saling punya keinginan masing-masing). Ungkapan ini mengajarkan kepada kita tentang dua hal, yakni makna sosial dan makna individual. Makna sosial intinya adalah saling menghargai, saling menyayangi, saling dukung, saling menghormati, saling membantu, yang intinya mengajarkan kita tentang hubungan yang resiprokal , bukan sepihak, mau menang sendiri dan merasa diri yang paling benar. Tapi pada sisi yang lain, budaya ini juga mengajarkan kepada kita, untuk menjadi diri kita secara utuh, yang punya perasaan, keinginan, dan kehendak. Agar aturan sosial maupun aspirasi individual tidak kebablasan, maka ia dikontrol dan dipayungi oleh budaya agung orang Sulawesi Selatan dan Barat dengan apa yang dikenal siriq na pesse. Siriq mengajarkan kita untuk menjunjung tinggi harga diri, maruah, dan rasa malu, yang diikat oleh pesse yaitu rasa solidaritas yang tinggi. Dalam ungkapan Bugis dikatakan, yakko deq na siriqmu mamuare engka menneng mupa pessemu, apabila sudah tidak ada siriq-mu, setidaknya engkau masih punya pesse. Sehingga ajaran ini menekankan bahwa bahwa tau deqe siriqna tania tau rupa tau mani asenna, orang yang tidak punya siriq bukan lagi manusia hanya bermuka manusia saja. Inilah yang menjadi pedoman dan tradisi DDI yang telah diajarkan dan diamalkan oleh para ulama dalam berinteraksi kepada sesama ulama, kepada murid, dan kepada masyarakat umum.



Para hadirin yang saya hormati
Atas dasar keyakinan dan kepercayaan diri yang kuat bahwa DDI bisa berubah, maka akhirnya saya tampil berdiri di hadapan para bapak-bapak dan ibu-ibu saat ini, dengan niat untuk mengembalikan tradisi DDI yang telah digerogoti oleh zaman. Zaman yang menempatkan materi dan nafsu duniawi sebagai ukurannya. Mari kita bersama-sama bekerja keras, dan dengan sekuat tenaga dan kemampuan, dan dengan keyakinan yang kuat pula Insya Allah DDI bersatu kembali, bersama-sama dengan kita berpacu dengan waktu untuk mengejar ketertinggalan, dalam usaha menjadikan DDI sebagai lembaga modern yang tetap berpijak pada Mabda DDI dan tradisi DDI yang dikembangkan oleh para ulama DDI.


Dalam berbagai kunjungan kami ke beberapa cabang DDI di Indonesia, maka situasi yang kami temukan sangatlah miris dan memprihatinkan, sebagian DDI telah mati, setengah hidup, dan yang hidup dan bertahan pun pada umunya masih tertinggal, itu kalau kita mengacu pada pensyaratan sebuah institusi pendidikan modern, school must strike a healthy balance between ideslism and commercialism if they are to become respectable and durable educasional institution. Sebuah lembaga pendidikan hanya mampu bertahan dan survive apabila mampu menyeimbangkan antara idealisme dan pendapatan yang diperoleh demi untuk membiayai kelangsungan hidupnya.


Di samping di bidang pendidikan dan dakwah, kita juga perlu memberi attention terhadap issu-issu global seperti Hak Asazi Manusia (HAM), lingkungan hidup, dan terorisme. Kita harus mengembangkan Badan-Badan Otonom DDI agar tidak hanya terjebak dalam kegiatan rutinitas yang beku, tapi mereka harus mampu menerjemahkan gejolak zaman. Tema-tema sosial yang kini lagi trend dan banyak diminati seperti masalah etnisitas, loyalitas kelompok, harkat manusia, balas dendam, bunuh diri, adat dan kesukuaan, konflik agama, tradisi besar dan kecil, toleransi, global versus pluralism, merupakan issu-issu global yang harus ditanggapi secara serius dan diharapkan DDI dapat memberikan kontribusinya dalam mengatasi berbagai konflik yang ditimbulkannya .


Hadirin muktamiriin dan muktamiraat yang saya hormati
Mengutip Bertolt Brecht dalam sebuah prosanya;
kekeliruan dan kemajuan:
Jika kita hanya memikirkan diri sendiri, kita tidak akan mengira bahwa kita akan melakukan kesalahan-kesalahan, dan kita jalan di tempat. Karena itu, kita harus memikirkan mereka yang akan meneruskan pekerjaan kita, hanya dengan begitulah, kita dapat menghindarkan bahwa sesuatu telah selesai.

إن شاء الله، يبقى الحب والإحترام بيننا كلنا أيد واحد، وكلنا الداريين من الله المستعان وعليه التكلان والسلام عليكم



Jakarta, 18 Desember 2014

Tuesday, December 16, 2014

MUKTAMAR PB DDI DAN ASA YANG MENGGANTUNG:

Ukhuwah Addariyah
Oleh: AAS Said
Muktamar ke-21 yang dilaksanakan oleh PB DDI mengusung tema yang menggambarkan harapan besar dan bersemai di hati jutaan warga Darud Da'wah wal-Irsyad (DDI), merajut "Ukhuwah Addariyah". Sayangnya, pintu masuk ke arah terwujudnya ukhuwah addariyah sudah ditutup sebelumnya. Tampaknya, cara pandang organisasi yang legal formalistik, lebih penting dari pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu penyatuan DDI.


Karena cara pandang seperti itu, Tudang Sipulung Nasional (TSN) Alim Ulama DDI di Pondok Gede Jakarta yang melahirkan Deklarasi Pondok Gede justru dianggap ilegal dan karena itu keputusannya tidak mengikat. Padahal, kalau kita mau sedikit berbesar hati dengan menempatkan kepentingan DDI yang lebih besar, TSN AU dan Deklarasi Pondok Gede semestinya dipandang sebagai solusi bermartabat dan pintu masuk menuju penyatuan DDI, tanpa ada pihak yang merasa tertinggal atau terlecehkan.


Andaikan muktamar ke-21 ini terlaksana sesuai dengan hasil Deklarasi Pondok Gede, kita akan menyaksikan muktamar kali ini yang bertul-betul sarat dengan ukhuwah addariyah, sebagimana tema yang diusung panitia. Bahkan, tanpa mengangkat tema itu pun, ukhuwah itu akan tercipta dengan sendirix di medan muktamar karena pada dasarnya para peserta diikat oleh satu komitemen yang sama, semuanya mengaku sebagai anak-anaknya Gurutta.


Tapi, sudahlah. Kita tidak perlu berandai-andai karena faktanya sebentar lagi muktamar itu akan terlaksana. Kita hanya bisa menitip harapan kepada panitia dan peserta. Semoga mereka menyadari akan pentingnya peranan mereka dalam menentukan masa depan DDI, apakah akan meneruskan konflik yang membuat DDI kian terpuruk atau akan membebaskan DDI dari segala macam konflik kepentingan. Semoga muktamar kali ini terbebas dari segala macam intrik-intrik sebagaimana yang sering terjadi dalam muktamar sebelumnya.

Selamat bermuktamar untuk saudara-saudaraku. Wallahul Mustaan Waalaihit Tiklan

Thursday, November 20, 2014

My Buku Kuning Center TARO ADA TARO GAU: KURSI ALLAH YANG SUPER-SUPER LUAS:

Istilah
kursi yang dinisbahkan kepada Allah SWT tidak disebutkan di dalam Al Quran
kecuali hanya sekali saja, yaitu pada ayat ke-255 dari surah Al Baqarah (002),
yang juga dikenal dengan ayat kursi. Sebagaima tidak ada yang mengetahui bentuk
dan dimemsi (luas) makhluk yang disebut "Kursi Allah" itu kecuali apa yang telah
diceritakan Al Quran pada ayat kajian; bahwa luasnya sama dengan dimemsi tujuh
langit dan tujuh bumi. Berapakah dimemsi Luas Kursi Allah Itu?  (My Buku
Kuning
)
My Buku Kuning Center TARO ADA TARO GAU: KURSI ALLAH YANG SUPER-SUPER LUAS:: Serial : 99 Perumpamaan LIVE Al Quran ( 02 ): Kursi Allah Seluas Langit dan Bumi Oleh: Med HATTA   Istilah kursi yang dinisbahk...

Wednesday, September 10, 2014

MUKTAMAR PB DDI 2014 TERANCAM BATAL:

Melanggar Deklarasi Tudang Sipulung Alim Ulama, Muktamar PB DDI Terancam Gagal:

Oleh: Med HATTA

SEBAGAIMANA diketahui masih beberapa bulan lagi rencana 'pelaksanaan' muktamar ‪#sepihak‬ Pengurus Besar Darud Da'wah wal-Irsyad (PB DDI) (22-23 Nop '14), sudah diterpa ancaman akan gagal lagi setelah tertunda pelaksanaannya dari jadwal aslinya bulan Februari 2014. Ancaman kegagalan muktamar ini akibat tersebar isu-isu negatif di Media Sosial (MedSos) berkenaan dengan 'rencana' perhelatan demokrasi DDI yang dilaksanakan sekali 4 tahun itu. Muktamar ‪#separuh‬ DDI ini merupakan pertama kali akan diselenggarakan pasca wafat Prof. Dr. Abdul Muiz Kabry (MK), yang hampir dipastikan akan diwarnai berbagai rekayasa hitam, intrik-intrik dan kecurangan-kecurangan terorganisir sebagaiman telah menjadi ‪#trade_mark‬ rezim separuh DDI itu.



Darud Da'wah wal-Irsyad atau sering disinkat (DDI), yaitu Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) terbesar di Indonesia Timur yang bergerak dibidang dakwah, pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Awalnya adalah sebuah sekolah Islam bernama Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) didirikan oleh - Almaghfuru lahu - Gurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle di Mangkoso, Soppeng Riaja (masuk Wilayah Kab. Berru: Sekarang), pada Rabu 20 Zulkaidah 1357 H. atau 11 Januari 1938. Kemudian berubah nama menjadi Darud Da'wah wal-Irsyad (DDI) melalui acara Tudang Sipulung Alim Ulama Sulawesi di Watang Soppeng tahun 1947, maka dari semenjak hari itulah DDI dipimpin oleh Gurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle hingga Beliau wafat tahun 1996.

Sebagai Ormas besar, DDI telah mengalami pasang surut yang mewarnai perjalanannya selama lebih setengah abad, dan mencapai puncaknya pada tahun 80-an sampai akhir 90-an. Dan akhirnya, takdir tidak bisa dihindari ormas besar ini pun terpecah menjadi dua pusat administrasi yang masing-masing independen, yaitu Pengurus Besar Darud Da'wah wal-Irsyad (PB DDI) yang berpusat di Parepare; dan Pengurus Pusat Darud Da'wah wal-Irsyad Abdurrahman Ambo Dalle (PP DDI-AD), berpusat di Mangkoso. Namun dari segi pengembangannya, PP DDI-AD lebih populer dari rivalnya karena yang terakhir ini didukung penuh oleh Alim Ulama dan tookoh-tokoh sentral DDI serta kualitas dan kuantitas cabang-cabangnya jauh lebih unggul PP DDI-AD dari pada PB DDI yang hanya mampu jalan ditempat, bahkan sangat mundur.

Kembali kepada tema di atas, perihal ancaman pembatalan muktamar 'sepihak' oleh PB DDI adalah berasal dari wacana 'penolakan' para alim ulama DDI, tokoh-tokoh sentral DDI, solidaritas alumni dan simpatisan DDI dan elemen-elemen lain yang terkait dengan organisasi DDI. Pasalnya karena PB DDI dinilai tidak becus mengurus organisasi sehingga mengalami 'kemunduran' besar yang nyaris saja menghancurkan DDI secara tidak profesional. Terakhir telah sengaja menelantarkan DDI dengan tidak melaksanakan muktamar yang diamanahkan muktamar ke-XX sesuai jadwal aslinya (Februari 2014), dimana membuat ke-vakuman tidak perlu dalam ormas sebesar DDI. Dan pelanggaran ini saja cukup bagi para warga DDI 'men-demesioner' PB DDI sekarang.

Menambah parah lagi, adalah PB DDI telah sengaja melanggar "Deklarasi Pondok Gede" yaitu hasil kesepakatan Tudang Sipulung Nasional (TSN) Alim Ulama DDI yang menyerukan agar ormas DDI kembali ke mabda' dan menyatukan kembali organisasi dengan melaksanakan muktamar bersama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, diprakarsai oleh Almukarram Gurutta KH. M. Ali Yafie dan Bapak Drs. HM. Aksa Mahmud di Pondok Gede - Jakarta tanggal 30-31 Maret 2014, dimana kedua belah pihak yang 'bertikai' hadir dan turut menanda tangini deklarasi yang maksud; dari PB DDI diwakili oleh Dr. HM. Yunus Samad, Lc. MM (Ketum); dan dari PP DDI AD diwakili oleh Prof. AGH. M. Faried Wajedy, MA (Rais 'Amm). Yang kemudian dikhianati oleh Dr. Yunus Samad itu dengan membuat SK Panitia Muktamar sepihak PB DDI.

Normalnya, secara kultural TSN-AU merupakan kebijakan tertinggi di DDI karena DDI telah lahir dari forum alim ulama seperti itu di Watang Soppeng sekitar 67 tahun lalu, dan selama periode Gurutta Ambo Dalle juga masih sering menyelenggarakan forum-forum alim ulama serupa untuk mengambil atau menentukan keputusan-keputusan penting ke arah perubahan organisasi yang lebih dinamis. Dan mengabaikan kultur DDI ini merupakan pelanggaran besar dan pengkhianatan terhadap ulama umat.

Ternyata, PB DDI mempunyai niat-niat licik secara terencana, struktural dan masif dibalik pengkhinatannya tersebut, di antara isu-isu yang santer beredar di MedSos bahwa muktamar PB DDI itu akan dilaksanakan sesederhana mungkin, menprifikasi (sortir) ketat calon-calon pesrta yang 'dikehendakinya' saja; memanfaatkan pesrta-peserta ‪#siluman‬ di dalam muktamar; dan arena muktamar akan dikawal dengan pengamanan berlapis. Dan segala rancangan produk atau keputusan-keputusan yang akan ditetapkan di dalam muktamar tersebut akan dimatangkan terlebih dahulu oleh badan pekerja khusus di luar forum sehingga di hari muktamar tinggal ‪#ketuk_palu‬ saja. Semua itu dilakukan untuk mengekalkan kekuasaan mutlak rezim Pengurus Besar (PB) yang berkuasa sekarang.

Adapun acara puncak yang direncanakan yaitu suksesi pemilihan ‪#Ketum‬ PB DDI, mereka akan merekayasa 'aklamasi' memilih Dr. MA. Rusdy Ambo Dalle (Putra founding father DDI), sebagai usaha untuk mengembalikan kepercayaan warga yang sudah hilang terhadap ‪#DDI2an‬ satu ini. Meskipun Ketum terpilih nantinya tetap akan dipersempit gerakan-gerakannya melalui aturan-aturan main (AD/ ART) yang telah mereka ‪#kondisikan‬ sedemikian rupa, sehingga ketum terpilih tidak akan mampu membuat perubahan-perubahan berarti kecuali yang tertera di dalam program kerja tertuang di AD/ ART organisasi.

Sebaliknya akan memberikan kekuasaan, kontrol dan pengendalian kebijakan organisasi tertinggi kepada satu lembaga yang mereka sebut ‪#majlis_syuyukh‬ atau mungkin tetap akan memakai sebutan lama ‪#Majlis_Aala‬ (MA) yang akan dipimpin langsung oleh Dr. HM. Yunus Samad, Lc. MM, dimana terakhir inilah nanti disebut sebagai ‪#patron‬ DDI, penerus guru politiknya MK.

Kemudian, ada pula ‪#pradigma‬ lain berhubungan dari bagian rekayasa buruk mereka, seperti mereka telah ‪#mengasumsikan‬ bahwa Dr. Rusdy sebagai Ketum terpilih dipastikan akan menghabiskan lebih banyak waktunya di ‪#Jakarta‬ dengan alih-alih memindahkan kantor pusat DDI ke Ibukota Negara sehingga Ketum akan sibuk sendirian di Jakarta (tanpa keikut sertaan pengurus lain) dalam urusan pemindahan pusat administrasi tersebut.

Sedangkan pengurus-pengurus lainnya yang di bawah kendali Dr. Yunus (sebenarnya) tidaklah menginginkan kekuasaan organisasi itu pindah dari Pinrang dan Parepare atau katakanlah mereka tidak ingi pusat DDI keluar dari basis aslinya Sulawesi Selatan, karena mereka- sejatinya - tidak berpikir DDI harus besar-besar amat asal cukup menjadi media untuk memenuhi hasrat kekuasaan saja dan menjadi jembatan emas demi mencapai tujuan pribadi dan kroni-kroninya. Jadi di dalam benak mereka bahwa apa yang dikerjakan Ketum Dr. Rusdy adalah semuanya sia-sia, bahkan akan dibaliknya menjadi ‪#jebakan‬ batman yang dapat mengganggu kinerja ketum.


Selanjutnya, mereka akan mengawasi dan menboikot segala program kerja dari Ketum sehingga roda organisasi tidak berjalan normal dan terbengkalai, serata tidak ada peluang yang diberikan kepada ketum untuk merealisasikan semua ide-ide perubahan yang dijanjikan di dalam program visi misi yang dijanjikannya. Sehingga dengan demikian, sang patron Dr. Yunus sangat mudah melengserkan Ketum karena dinilai tidak cakap mengurus DDI.

Hal-hal di atas sangat mudah dilakukan oleh H. Yunus yang jago dalam urusan rekayasan hitam dan boikot-menboikot sebagaimana pernah dilakukannya bersama bosnya Muiz Kabry ketika menboikot Gurutta Ambo Dalle dan merekayasa kepengurusan ‪#kembar‬ di dalam tubuh DDI dengan mengacuhkan susunan pengurus yang telah dibuat oleh almaghfuru lahu Gurutta Ambo Dalle tahun 1989. Na'udzubillah.

Friday, September 5, 2014

My Buku Kuning Center TARO ADA TARO GAU: HAJI WADA NABI BESAR MUHAMMAD SAW | DETIK-DETIK JE...


MENGENANG HARI-HARI JELANG WAFAT MUHAMMAD RASULULLAH
SAW


Oleh: Med HATTA


SEKITAR 88 hari menjelang ‪#wafat‬ ‪#rasulullah‬ SAW, Beliau menunaikan ‪#rukun‬ ‪#Islam‬ yang kelima (Ibadah Haji) yang
dikenal dengan ‪#Hajjatul_Wada‬ (haji perpisahan), yaitu
haji yang pertama dan terakhir dilaksanakan oleh rasulullah ‪#Muhammad‬ SAW sepanjang hidupnya.


Pada tanggal 9 Zulhijjah Tahun ke-12 H, Nabi Muhammad
SAW ‪#wukuf‬ di padang ‪#Arafah‬ bersama kaum muslimin dari berbagai
pelosok dunia, nabi ‪#khutbah_wukuf‬ dihadapan seluruh jamaah
haji dihari itu dan pada saat itu pula turun ‪#ayat‬ ‪#Alquran‬ mengkomfirmasikan tlah ‪#sempurna‬ ajaran Islam, Allah berfiman:




My Buku Kuning Center TARO ADA TARO GAU: HAJI WADA NABI BESAR MUHAMMAD SAW | DETIK-DETIK JE...: MENGENANG HARI-HARI JELANG WAFAT MUHAMMAD RASULULLAH SAW Oleh: Med HATTA SEKITAR 88 hari menjelang ‪#wafat‬ ‪#rasulullah‬ SAW, B...

Friday, August 1, 2014

KHUTBAH IDUL FITRI 1435 H/ 2014 M:



KHUTBAH IDUL FITRI 1435 H/ 2014 M

TAKBIR SYUKUR ATAS KEMENANGAN DI HARI RAYA FITRI





(Masjid Daarul Falah: Jln. Kramat Raya, Senen - Jakarta Pusat)
Oleh: Med HATTA


الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر،
الله أكبر كبيرا، والحمد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة وأصيلا،
لا إله إلا الله وحده، صدق وعده، ونصر عبده، وأعز جنده، وحزم الأحزاب وحده،
لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد
الحمد لله الذي وفقنا لإتمام العدة، وأمرنا بتكبيره وتمجيده في نهاية عدة هذا الصيام، فقال:
"وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ"،
فالله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد.
الحمد لله الذي جعل التقوى غاية الصوم، فقال:
"يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ
عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ"،
وَاَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ
تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ
والصلاة والسلام على صفوة خلقه، وخاتم أنبيائه، نبي الهدى، ومصباح الدجى، محمد بن عبد الله، وآله وصحبه أجمعين، أما بعد:



Kaum Muslimin dan Muslimat Sidang Idul Fitri Rahimakumullah
 


KHUTBAH IDUL FITRI 1435 H/ 2014 M:

Thursday, July 31, 2014

My Buku Kuning Center TARO ADA TARO GAU: My Buku Kuning WIKI | KISAH INSPIRATIF | ALI BIN A...

ALI & FATIMA MEMBUAT 'ARASY ALLAH
BERGETAR






By: My Buku Kuning








"Memberikan sesuatu dari apa yang
kita sanggupi itu biasa, tetapi memberikan lebih dari kesanggupan itu adalah
dahsyat"



"Untuk mencapai peningkatan yang
simultan dan menyeluruh haruslah diikuti dengan pengorbanan dan ketulusan"



"Kemurnian jiwa hanya dapat dicapai
dengan mengorbankan materi dan
popularitas"






My Buku Kuning Center TARO ADA TARO GAU: My Buku Kuning WIKI | KISAH INSPIRATIF | ALI BIN A...: ALI & FATIMA MEMBUAT 'ARASY ALLAH BERGETAR By: My Buku Kuning "Memberikan sesuatu dari apa yang kita sanggupi i...

Wednesday, July 30, 2014

My Buku Kuning Center TARO ADA TARO GAU: MASA DEPAN DDI ADALAH KALIAN:


RENDAH HATI DAN IKHLAS
(Nasehat Seorang Senior Kepada Juniornya)

Oleh:
Helmi Ali

Rendah hati dan ikhlas itu bagus,
sangat bagus, itu karakter santri, karakter DDI; tetapi ketahuilah adik-adik
semua bahwa sesungguhnya masa depan DDI itu adalah kalian, maka harus
mempersiapkan diri; harus ada terus mendampingi kakak-kakak dan guru-gurumu;
keberadaan kalian sangat penting sekarang, di masa transisi ini; saya
(memberanikan diri) mewakili generasi mengucapkan terima kasih yang
se-besar-besarnya atas kesedian kalian, atas pengorbanan kalian, atas apa yang
telah kalian lakukan; selamjutnya persiapkanlah diri kalian untuk menerima
tongkat estafet (kepemimpinan DDI) masa datang.
My Buku Kuning Center TARO ADA TARO GAU: MASA DEPAN DDI ADALAH KALIAN:: RENDAH HATI DAN IKHLAS (Nasehat Seorang Senior Kepada Juniornya) Oleh: Helmi Ali Rendah hati dan ikhlas itu bagus, sangat bag...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

MyBukukuningLink

Bertukar link?



Copy kode di bawah masukan di blog anda, MyBukukuning akan segera linkback kembali. TRIMS!

Super-Bee

Popular Posts

BOOK FAIR ONLINE

Book Fair Online

PENGOBATAN LANGSUNG DENGAN HERBAL ALAMI:

BURSA BUKU IAPDIKA: "KASIH SANG MERPATI" (Rp 25.000)

animated gifs
Info | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA

IAPDIKA GALERI:

animated gifs
Info: | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA