MyBukuKuning.com – Sekjen PB DDI Helmi Ali mengenang (alm) Drs. KH. M. Amin Harun, M.Ag., setelah mendapat kabar duka via sms dari bapak Karim (menantu almarhum). Kiai Amin Harun meninggal dunia pada hari Kamis, 29 Desember 2016 di Makassar - Sulawesi Selatan:
Kakanda Kiai Amin Harun, mungkin tidak begitu populer karena pembawaannya. Dia bukan type orang yang menggebu-gebu; dia relatif kalem, dan rendah hati, dia halus dan tidak menonjolkan diri. Namanya mungkin jarang disebutkan dalam pergulatan, tetapi dia adalah salah satu tokoh yang memiliki ikatan emoasional yang sangat kuat dengan Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI).
Seperti
(alm) kakanda DR. KH. MA. Rusdy Ambo Dalle, dia lahir sebagai DDI. Dia juga
mengalami jatuh bangun DDI, dan ikut secara aktif,
bergelut dalam upaya membangun (kembali) DDI, yang saya kira sangat memeras
energynya, mengoyak hatinya, dan mengaduk-aduk emosinya; namun tidak begitu
tampak karena pembawaannya. Tetapi saya tahu itu. Biasanya jika bertemu, kami
saling berbagi.
Saya mengenalnya sejak saya
kanak-kanak, kami pernah bertetangga (di Ujung Baru, Pare-Pare); ibunya sangat
dekat dengan ibu saya; ayahnya (alm) Gurutta KH. Harunarrasyid), bersahabat
kental dengan ayah saya dan keduanya menjadi bagian dari generasi pertama DDI
yang membantu al-maghfuurulahu Gurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle
meletakkan fondasi dan membangun DDI.
Kakanda Amin Harun juga adalah tokoh
NU, dan tokoh PMII di masa mudanya. Tadi (ketika mendarat di Halim, sekitar jam
21.00 WIB) saya mendapat kabar duka (melalui sms, dari Karim, menantunya),
bahwa Kakanda Kiai Amin Harun telah berpulang ke rahmatullah sekitar jam
17.30 waktu Makasar.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Semoga Allah mengampuni segala
dosanya, dan memberikan sebaik-baiknya tempat disisiNya. Selamat jalan kakanda,
kami berduka, tetapi kami merelakanmu. Engkau telah menggenapkan amal baktimu.