Saturday, May 4, 2013

PROF. AGH. FARIED WAJEDY, MA: SEBAB KEHANCURAN DDI KARENA MASUKNYA ORANG-ORANG YANG MELALAIKAN WASIAT GURUTTA



Wawancara Tim IMC IAPDIKA Dengan Gurutta Prof. AGH. Faried Wajedy, MA
(Prinsif Anregurutta Dalam Mengelola DDI Adalah Keikhlasan)


Salah satu berkah besar yang turun di Samarinda pada perhelatan silaturrahim “tudang sipulung” nasional warga DDI (27-28/4) lalu, adalah hadirnya Gurutta Prof. AGH. Faried Wajedy, MA. Beliau terakhir ini dianggap bertanggung jawab atas lahirnya dualisme kepemimpinan ditubuh ormas DDI dengan membentuk DDI AD di Mangkoso, karena tidak percaya lagi kepada PP PB DDI hasil muktamar 1993 karena dianggapnya dipenuhi oleh kecurangan dan rekayasa-rekayasa yang tidak masuk akal.

Gurutta Farid, atau seperti itu beliau suka disapa oleh warga dan santri-santrinya, adalah putra al-marhum Gurutta AGH. Amri Said, Beliau (Gurutta Farid) adalah salah satu putra DDI yang pertama mengecap pendidikan di Timur Tengah, tepatnya di Universitas Al-Azhar, Cairo. Dan beliaulah founding father beridirinya Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS) yang masih eksis di negeri Fir’aun Mesir hingga saat ini.

Beliau juga dikenal oleh warga KKS pada masanya sebagai “PAJJAGGURU’ MABBENNI-E”, karena beliau-lah yang mensosialisasikan kalimat luar biasa itu yang susah dicarikan padanannya di dalam kamus mana pun, insya Allah, IAPDIKA akan men-paten-kannya ke dalam kamus besar IAPDIKA. Pajjagguru Mabbenni dalam istilah Gurutta Farid adalah ibarat kepalan tinju panas yang simpan bermalam-malam baru dilampiaskan pada waktu yang tepat, semakin lama disimpan semakin mantab pula efek yang ditimbulkannya.

Karena pentingnya tokoh ini dalam sejarah DDI modern, maka Tim IAPDIKA Media Center (IMC) pun tidak ingin menyianyikan kesempatan yang sangat momentum itu untuk mengambil wawancara kepada Beliau, kami mengutus saudara Agussalim dan beberapa orang kru untuk mewawancarainya, sebagaimana dalam petikan hasil wawancara berikut:

Tim IMC:
Bagaimana pradiksi Gurutta Farid tentang prospek DDI ke depan?

Gurutta Farid:
Ada Isyarat-isyarat dari Tuhan Bahwa dalam waktu tidak lama, DDI akan lepas dari ujian yang sementara dihadapi ini, Kenapa? Karena kita hidup di dunia ini harus memang selalu menghadapi ujian dari Tuhan. Coba kita lihat dalam Al-qur’an Surah Al-Mulk:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا
Artinya: “yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”.
Hal tersebut erat kaitannya dalam Surah Al-Ankabut yang artinya: “Apakah manusia itu mengira setelah mengaku beriman, lalu tidak mendapatkan ujian? sungguh kami telah menguji umat-umat sebelum mereka, padahal Allah Maha Tahu, siapa di antara mereka itu yang benar perkataannya sebagai orang beriman dan siapa yang bohong

Demikian juga halnya, Tuhan Maha Tahu “Siapa yang benar pengakuannya sebagai orang DDI dan siapa yang bohong.
Yang paling banyak di tekankan Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle dalam ceramahnya ialah KEIKHLASAN, sehingga bukan hanya sekali dua kali Gurutta selalu mengatakan bahwa “Engkatu yaseng Lilla,, Engkato yaseng Lilah,, Engkato yaseng Li Illah”.

Tim IMC:
Mengapa DDI seperti sekarang ini?

Gurutta Farid:
Penyebabnya hanya satu “KARENA MASUKNYA ORANG-ORANG YANG TIDAK MENDENGARKAN WASIAT GURUTTA, BAHWA KITA PUNYA PRINSIP IKHLAS DALAM MENGELOLA DDI”. Disitu saja sumbernya. Sehingga kalau orang-orang semacam ini sudah lepas dari DDI,, Cappuni’ masalah eee, selesaiii..

Tinggal bagaimana caranya kita, Mampukah Para Alumni DDI pergi ke Cabang-Cabang menyampaikan hal ini? Yaach,, kuasai suara Muktamar dan perlu kita ketahui permainannya, bahwa sering menggunakan Mandat Aspal.

Peristiwa Tahun 1989 pada Muktamar ke-16 di Kaballangang, dimana Muktamar akan dibuka pada hari Sabtu tinggal 17 September 1989, ketika Mangkoso tidak mendapat Undangan Muktamar, maka pada hari Rabu diadakanlah rapat khusus di Mangkoso. Dari hasil rapat tersebut, sepakat untuk menemui langsung Gurutta untuk meminta Fatwa beliau.. Apakah Mangkoso ikut Muktamar atau tidak, Namun… apa yang terjadiiii, rupanya keputusan rapat di Mangkoso telah diketahui oleh M... (Muiz – red) karena ada mata-matanya… Bahaya Musuh dalam selimut.. Awas ada Mata-mata…!!!!!!!!!  

Setelah mengetahui hasil rapat di Mangkoso,, si M….. lalu memberitahukan kepada Y…. (Yunus – red) sebagai Sekjen PB DDI pada waktu itu, agar menyampaikan ke Gurutta “Bahwa Hari Jum’at Gurutta dipanggil Oleh Pangdam VII Wirabuana di Makassar. Maka Jum’at subuh,, Gurutta meninggalkan Kaballangang menuju Makassar, atas dasar informasi bahwa Gurutta di panggil oleh Panglima.

Hari Jum’at Delegasi Mangkoso menuju ke Kaballangang, sebelum sampai ke Kaballangang, Delegasi Mangkoso yang tidak lain pimpinan Ponpes Sendiri KH. Faried Wajedy dan salah seorang Pengurus Cabang Mangkoso. Singgah cari informasi di rumahnya Gurutta di Ujung Baru Pare-Pare, ternyata Gurutta ke Makassar untuk menghadiri undangan Panglima. Sebelum ke Makassar, Gurutta sempat berpesan,, bahwa beliau akan singgah di Mangkoso kalau dari Makassar.. Tapi Delegasi Mangkoso khawatir, jangan sampai kita ke Mangkoso selisih jalan dan tidak ketemu dengan Gurutta. Lebih baik ditunggu saja.

Kedua Delegasi Mangkoso telah selesai shalat ashar di Mesjid dan menuju ke rumahnya Gurutta, rupanya Gurutta sudah ada di dalam rumahnya, keduanya masuk dengan memberi salam pada Gurutta, sebelum Duduk.. Gurutta mengatakan: “De’ Uwissengngi Muiz… makkeda aga Elo’na,,, naitaka mappakuwe..” (saya tidak mengerti Muis apa maunya sehingga saya dibikin begini). Faried Wajedy mengatakan: Magi Puang? Gurutta menjawab: Magi naseng naundangnga’ Panglima, Lettu’ka Makassar tapposo-posoka’,, maseleng stafna Panglima,, manengka engkai Gurutta” (Katanya (Muis) saya diundang panglima ke Makassar, taunya saya terburu-buru datang kesana tapi panglimanya tidak ada tempat) dan disambut heran oleh stafnya.

Gurutta bilang ke staf: Saya di undang Panglima,, Staf bilang: Panglima sedang tidak ada, sebab beliau ke Menado. Dan tidak pernah Panglima mengundang Gurutta, sebab beliau tahu bahwa Gurutta sibuk untuk Muktamar DDI.” Maka pulanglah Gurutta dalam keadaan Tapposo-poso lagi…

Delegasi Mangkoso bertanya pada Gurutta: bagaimana Puang, mau Muktamar tidak ada undangan ke Mangkoso, Gurutta menjawab: Nanti saya yang buatkan Mandat & saya yang tandatangani langsung, lalu Gurutta menyuruh Putranya Halim pergi minta stempel di Ujung lare, tapi tidak dikasi sama Muiz,, Lalu MK di panggil sama Gurutta, tidak mau datang juga. Malah MK berkata: Saya tidak mau ketemu Gurutta, sebab saya sudah ketemu.. padahal MK sudah tahu bahwa Delegasi Mangkoso sudah ketemu dengan Gurutta dan MK menghindari untuk ketemu dengan Delegasi Mangkoso tersebut.

Putra Gurutta Halim pergi lagi ke Ujung Lare untuk memanggil MK, tpi Halim pulang dg tangan hampa dan hanya kata-kata yg di dapat dari seorg MK,, Gurutta bertanya pada Putranya Halim: ‘Aga napau Muiz ??? Halim bilang sambil menirukan ucapan MK: AJIMMU NASSABARI NAMAROCA MAKKUKUWE, MK TIDAK BILANG GURUTTA’, AJIMMU NASSABARI NAMAROCA MAKKUKUWE… Gurutta dan kedua Delegasi Mangkoso pada saat itu terperangah mendengar kata-kata yang tidak pantas keluar dari mulut MK… Nauzubillah….

Nah.. Inilah Problem yang terjadi dalam tubuh DDI,,, BAHWA KITA KEMASUKAN ORANG YANG TIDAK BERPEGANG TEGUH PADA WASIAT GURUTTA YAITU KEIKHLASAN DALAM MENGELOLA DDI….
Samarinda, 28 April 2014. 


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

MyBukukuningLink

Bertukar link?



Copy kode di bawah masukan di blog anda, MyBukukuning akan segera linkback kembali. TRIMS!

Super-Bee

Popular Posts

BOOK FAIR ONLINE

Book Fair Online

Blog Archive

PENGOBATAN LANGSUNG DENGAN HERBAL ALAMI:

BURSA BUKU IAPDIKA: "KASIH SANG MERPATI" (Rp 25.000)

animated gifs
Info | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA

IAPDIKA GALERI:

animated gifs
Info: | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA