The Most VVIP in DDI
By: Suaib Tahir
The most VVIP in DDI atau orang yang paling penting
di DDI adalah yang kita paling hormati dan kagumi saat ini yaitu para tokoh DDI
yang telah berkumpul di Samarinda bulan lalu antara lain Gurutta DR. KH.
Muhammad Ali Rusdy; Prof. AGH. Faried Wajedi, MA; Prof. Dr. AGH. Andi Syamsul
Bahri Galigo, MA; Drs. KH. Lukmanul Hakim, Lc; dan Drs. KH. Hilmi Alie Yafie
serta Gurutta Prof. Dr. AGH. Abd Rahim Arysad, MA (yang berhalangan hadir).
Mereka adalah orang-orang yang paling kita hormati
dan yang paling kita bisa percaya tentang apapun yang berkaitan dengan DDI
karena merekalah yang betul-betul merefresentasikan dan kelihatan mencerminkan
prilaku-prilaku mulia Gurutta mulai dari tingka laku, tata krama, ilmu
pengetahuan, kesedarhanaan dan yang paling penting mereka telah menjadi mahaguru-mahaguru
yang baik bagi anak-anak muridnya dan inilah yang patut kita percaya karena
mereka tidak pernah mengajarkan kepada kita kebohongan dan keculasan.
Tentu sangat berbeda dengan yang lain yang tidak
mengajarkan kami kejujuran, keihlasan dan yang paling parah karena tidak pernah
mengajarkan kami arti sebuah musyawarah dan eksistensi orang lain. Karena itu
siapapun yang berbicara tentang DDI selain dari tokoh-tokoh DDI khususnya yang
terkait dengan perubahan perlu diteliti dan diamati baik-baik karena jangan
sampai seperti kata sayyidina Ali Bin Abi Thalib “Kalimatul Haq Yuridubihal
Bathil” (Kata manis yang menginginkan kebathilan).
Ada beberapa alasan yang membuat saya memasukkan
tokoh-tokoh ini sebagai the Most VVIP in DDI adalah sebagai berikut:
- Mereka lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan DDI;
- Mereka menimba ilmu langsung dari Gurutta;
- Mereka berdarah DDI atau mereka dilahirkan oleh tokoh-tokoh DDI;
- Mereka sampai saat ini tetap mengabdikan dirinya untuk pendidikan dan masyarakat dan yang paling penting karena mereka adalah putra-putra terbaik.
Wacana-wacana yang telah diposting oleh Pa Latief
dikomunitas ini dan menuai berbagaiai komentar dari seluruh anggota komunitas
ini tidak lain adalah sebuah ungkapan pesimis terhadap gerakan perubahan yang
kelihatannya tidak dapat dibendung oleh pihak yang merasa akan dirugikan.
Ungkapan-ungkapan ini, menurut saya tidak akan menjadi perhatian utama IAPDIKA
karena apa yang disampaikan oleh Pa Latief melalui posting di komunitas ini
merupakan penyebab utama munculnya gerakan IAPDIKA yang berusaha memurnikan
perjuangan dari berbagai kepentingan politik atau pribadi dan mengembalikan ke
DDI orientasi awalnya yaitu dakwah, pendidikan dan sosial bukan batu loncatan
menuju sebuah kepentingan poitik.
No comments:
Post a Comment