Ukhuwah Addariyah
Oleh: AAS Said
Muktamar ke-21 yang dilaksanakan oleh PB DDI mengusung tema yang menggambarkan harapan besar dan bersemai di hati jutaan warga Darud Da'wah wal-Irsyad (DDI), merajut "Ukhuwah Addariyah". Sayangnya, pintu masuk ke arah terwujudnya ukhuwah addariyah sudah ditutup sebelumnya. Tampaknya, cara pandang organisasi yang legal formalistik, lebih penting dari pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu penyatuan DDI.
Karena cara pandang seperti itu, Tudang Sipulung Nasional (TSN) Alim Ulama DDI di Pondok Gede Jakarta yang melahirkan Deklarasi Pondok Gede justru dianggap ilegal dan karena itu keputusannya tidak mengikat. Padahal, kalau kita mau sedikit berbesar hati dengan menempatkan kepentingan DDI yang lebih besar, TSN AU dan Deklarasi Pondok Gede semestinya dipandang sebagai solusi bermartabat dan pintu masuk menuju penyatuan DDI, tanpa ada pihak yang merasa tertinggal atau terlecehkan.
Andaikan muktamar ke-21 ini terlaksana sesuai dengan hasil Deklarasi Pondok Gede, kita akan menyaksikan muktamar kali ini yang bertul-betul sarat dengan ukhuwah addariyah, sebagimana tema yang diusung panitia. Bahkan, tanpa mengangkat tema itu pun, ukhuwah itu akan tercipta dengan sendirix di medan muktamar karena pada dasarnya para peserta diikat oleh satu komitemen yang sama, semuanya mengaku sebagai anak-anaknya Gurutta.
Tapi, sudahlah. Kita tidak perlu berandai-andai karena faktanya sebentar lagi muktamar itu akan terlaksana. Kita hanya bisa menitip harapan kepada panitia dan peserta. Semoga mereka menyadari akan pentingnya peranan mereka dalam menentukan masa depan DDI, apakah akan meneruskan konflik yang membuat DDI kian terpuruk atau akan membebaskan DDI dari segala macam konflik kepentingan. Semoga muktamar kali ini terbebas dari segala macam intrik-intrik sebagaimana yang sering terjadi dalam muktamar sebelumnya.
Selamat bermuktamar untuk saudara-saudaraku. Wallahul Mustaan Waalaihit Tiklan
No comments:
Post a Comment