PIDATO DEKLARASI
KETUA YAYASAN IAPDIKA
Oleh:
KH. M. Yahya Ahmad, Lc
بسم
الله الرحمن الرحيم
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد
لله الذي بنعمته تتم الصالحات،
والصلاة
والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين، وبعد!
قال الله تعالى :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ
يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Artinya:
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (urusan) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS: 047: 7)
Yang Mulia Bapak Gubernur
Sulawesi Selatan (yang mewakili); Yang terhormat Bapak Dr. Sujatmiko, MA, Duta
Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Sudan dan Negara Eretria;
Yang terhormat Prof. AGH. Sanusi Baco, Lc; Yang terhormat Bapak Dr. M.A. Rusdy
Ambo Dalle; Yang terhormat Bapak D. Zawawi Imron; Yang terhormat Bapak Dr.
Amris Fuad Hassan; Yang terhormat Ibu Prof. Dr. Nurhayati Rahman, M.Hum; Yang
terhormat Bapak Prof. Dr. Andi Syamsul Bahri Galigo, MA; Yang terhormat Bapak
Dr. Ivan A Hadar; Yang terhormat Bapak Mr. Robert Kingham. Para warga DDI,
simpatisan dan tamu undangan yang kami banggakan.
Pertama-tama marilah kita
sama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas segala nikmatnya
sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini dengan harapan semoga
Allah Swt senantiasa memberikan keberkahan dan bimbingan kepada kita semua
dalam menjalankan tugas kita masing-masing.
Saya juga tak lupa
menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang sedalam-dalamnya kepada seluruh panitia
yang telah terlibat dalam acara ini dan kepada semua yang telah berpartisipasi
baik tenaga, materi dan waktu. Mudah-mudahan Allah Swt memberikan pahala yang
berlipat ganda di sisi-Nya. Ucapan terima kasih juga saya persembahkan kepada
seluruh tamu undangan yang telah memeriahkan acara Deklarasi dan Dialog
Nasional yang diselenggarakan di Makassar ini.
Bapak Gubernur dan para
tamu kehormatan serta para hadirin.
Ikatan Alumni Pesantren
DDI Kaballangang, disingkat (IAPDIKA) adalah Yayasan baru yang didirikan pada
Minggu tanggal 2 Desember 2012, oleh Alumni Pesantren DDI Kaballangang pada
saat Reuni Akbar dan Silaturrahim yang diselenggarakan pada 1-2 Desember 2012
di Kaballangang, Kab. Pinrang. Yang anggota-anggotanya adalah para alumni DDI
Kaballangang dan alumni DDI lainnya yang tersebar diseluruh Indonesia. IAPDIKA
lahir atas keprihatinan dan kekecewaan para alumni tersebut terhadap almamaternya
yang mengalami kemunduran dan keterpurukan sepeninggal Anregurutta KH. Abd Rahman
Ambo Dalle.
Yang paling menyedihkan
karena keterpurukan dan kemunduran Pondok Pesantren ini tidak terlepas dari
ulah para Pengurus DDI di tingkat Pusat yang tidak ingin melibatkan
alumni-alumni dalam mengelola dan mengembankan Pesantren ini, bahkan terkesan
menjauhkan semua alumni dan kader-kader DDI yang dianggap berpotensi untuk
membangun dan mengembangkan Pesantren ini secara khusus dan DDI secara umum.
Bapak-Bapak yang kami
hormati
Ponpes DDI Kaballangang
adalah salah satu dari puluhan Pesantren yang berada di bawah naungan DDI.
Bahkan keistimewaan Ponpes Kaballangang karena ia dibangun dan dirintis oleh
Pendiri DDI Anregurutta Ambo Dalle sama dengan Ponpes Mangkoso dan Ujung Lare.
Bahkan Ponpes Kaballangang merupakan cendera mata Anregurutta yang diwariskan
kepada seluruh putra-putranya yang telah menimba ilmu dari beliau selama
hidupnya. Oleh karena itu IAPDIKA turut bertanggung jawab untuk mengembalikan
kejayaan Pesantren dimaksud sebagaimana ketika Anregurutta masih hidup.
Berbagai wacana yang telah
disampaikan kepada Pengurus DDI dan pimpinan Pondok Pesantren untuk melibatkan
alumni-alumni untuk bersama-sama memperbaiki dan mengembalikan kejayaan
Pesantren. Namun wacana-wacana tersebut ditolak dan tidak diindahkan. Atas
dasar tersebut, IAPDIKA berusaha melakukan perubahan secara total guna
mewujudkan cita-cita Anregurutta, bukan saja dilingkungan Pesantren akan tetapi
meliputi perubahan struktur pengurus DDI yang dianggap sudah mesti diperbaharui
guna mengimbangi perkembangan zaman dan informasi khususnya di era globalisasi saat
ini.
Perlu diketahui bersama
bahwa DDI atau (Darud Dakwah wal-Irsyad) adalah salah satu Ormas Islam yang
terbesar ketiga di Indonesia setelah Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang
didirikan pada tahun 1947 oleh KH. Abd Rahman Ambo Dalle yang berbasis
pendidikan, dakwah tanpa batas dalam rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan
bangsa, membentuk pribadi-pribadi muslim yang sejati dan mengeluarkan warga
Indonesia khususnya masyarakat Indonesia Timur dari cengkraman penjajah pada
saat itu.
DDI dibawah kepemimpinan Anregurutta
dari mulai berdirinya tahun 1947 sampai Beliau meninggal dunia tahun 1996 telah
berhasil membangun pendidikan Islam yang disegani di Indonesia Timur. Hal ini
ditandai dengan penyebarannya yang pantastis di 20 propinsi dipelosok tanah air
seluruhnya ditangani 8 Pengurus Wilayah, 274 Pengurus Daerah, 392 Pengurus
Cabang, dan 127 Pengurus Ranting, dengan jumlah madrasah 1029 buah, 89 buah
pondok pesantren dan 18 buah penguruan tinggi.
Lebih dari itu, DDI juga
telah berhasil menciptakan kader-kader Dai yang berkualitas dan berwibawa dan
diterima oleh seluruh masyarakat. Jauh dari itu, DDI telah juga berhasil
membentuk kader-kader bangsa yang bermutu dan bertanggung jawab bukan saja
ditingkat lokal akan tetapi juga ditingkat nasional. DDI mencapai puncak
kejayaannya di masa kepemimpinan Anregurutta sehingga tidak satupun orang-orang
yang berhasil dari Sulawesi atau di Indonesia Timur secara umum kecuali pernah
menimbah ilmu di DDI baik itu di Madrasah DDI atau di Pesantren DDI. Ini
menunjukkan bahwa kerja keras yang telah dilakukan oleh Anregurutta yang
didasarkan atas keikhlasan dan kecintaan terhadap masyarakatnya telah
membuahkan hasil yang cemerlang sehingga sampai saat ini rasa cinta dan bangga
atas pribadi anregurutta masih terukir dalam hati sanurbari kita semuanya.
Namun, sangat disayangkang
karena setelah Anregurutta meninggal dunia, lembaga pendidikan yang diwariskan
dan nilai-nilai keteladanan yang telah diajarkan kepada kita semua telah mulai
pupus dan pergi bersama angin bahkan seakan-akan lembaga pendidikan dan nilai-nilai
yang telah dibangunnya ikut dikuburkan bersama jasadnya oleh oknum-oknum
tertentu yang kini masih bercokol di lembaga DDI saat ini. Sikap ini bukan saja
telah menciptakan perpecahan dalam tubuh DDI akan tetapi lebih dari itu juga
telah menelantarkan misi pendidikan agama Islam.
Akibatnya DDI selama
beberapa dekade belakangan ini hilang dari peredaran, bahkan nyaris terdepak
dari kancah pengembangan pendidikan di tanah air. Atas dasar tersebut di atas,
IAPDIKA bangkit untuk mensuarakan perubahan demi terwujudnya sebuah sistem
pendidikan, dakwah dan sosial dilingkungan DDI yang lebih progresif, fleksibel
dan moderat menuju sebuah tatanan pendidikan yang bermartabat, berkualitas
bukan saja dilevel nasional akan tetapi juga dilevel internasional dibawah
naungan satu DDI untuk ummat.
Para hadirin yang kami
muliakan
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa sampai saat ini, pemerintah Indonesia belum sepenuhnya berhasil memberantas
kemiskinan akibat jumlah penduduk yang terus bertambah. Anggaran Pendidikan
yang telah disediakan oleh pemerintah setiap tahunnya belum dapat memenuhi
semua kebutuhan masyarakat sehingga tidak sedikit warga masyarakat yang belum
dapat akses ke pendidikan khususnya pendidikan tingkat tinggi. Oleh karena itu,
kami bertekad untuk bersinergi dengan pemerintah untuk mensukseskan pendidikan
melalui berbagai kegiatan pendidikan yang telah kami rancang dalam yayasan ini
antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah dan madrasah dibeberapa daerah
yang merupakan kantong-kantong IAPDIKA. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
organisasi DDI dan kepengurusan yang ada sekarang ini sudah tidak dapat
diharapkan lagi untuk turut membangun pendidikan yang berkualitas karena
orientasi kepengurusan sudah tidak lagi menjadikan pendidikan dan dakwah
sebagai tujuan akan tetapi lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang terkait
dengan kepentingan sementara.
Selain itu, kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa pembaharuan dan regenarasi di dalam tubuh organisasi
DDI mutlak dilakukan karena kami yakin bahwa selama tidak ada perubahan dan
regenerasi maka Purnama DDI tidak akan kembali bersinar bahkan akan tenggelam
dan akan hilang dimakan waktu. Berangkat dari fenomena ini, maka konsep “Passelle
Pasau” merupakan salah satu opsi untuk memperbaiki kondisi yang dialami DDI
saat ini karena sesungguhnya apa yang terjadi di DDI saat ini lebih diakibatkan
kekuasaan status quo yang tidak pernah sama sekali memberikan angin segar bagi
pengembangan pendidikan dan dakwah serta sosial dilingkungan DDI dan
Ponpes-Ponpes DDI yang tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia.
Para hadirin yang kami
muliakan.
Dengan berpedoman kepada
Ayat Al-Quran yang saya bacakan pada mukaddimah di atas yang artinya: “Wahai
orang-orang mukmin, jika kamu menolong (urusan) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Maka dengan ini kami menyadari
sepenuhnya akan pentingnya perbaikan dalam tubuh DDI melalui sebuah yayasan
baru yang akan berkiprah dalam memperjuangkan kebangkitan DDI. Untuk itu, saya
memohon kepada Bapak Pembina Yayasan IAPDIKA agar berkenan Mendeklarasikan “Ikatan
Alumni Pesantren DDI Kaballangang”, disingkat IAPDIKA yang akan menaungi perjuangan
kami meraih purnama DDI.
Demikianlah pidato Manifesto deklarasi saya sampaikan,
semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita semua dalam mewujudkan cita-cita
Anregurutta. Amin.
Minallahil Musta’an wa
Ilahittiklan
Wassalam.