BEDAH BUKU:
Anregurutta Ambo Dalle, Maha Guru dari Bumi Bugis adalah sosok
sedikit dari pemimpin dan tokoh Islam saat ini yang mampu melakukan kerja keras
di bidang pendidikan, menebarkan kasih sayang kepada segenap umat dengan jalan
silaturahim, dan berjihad dengan indah melalui jalan dakwah untuk mengajak
masyarakat segala lapisan ke jalan benar, lurus, dan lempang sebagaimana yang
telah dilakukan Ambo Dalle.
ANREGURUTTA AMBO DALLE
Maha Guru Dari Bumi Bugis
Details:
ISBN: 978-1262-24-8 Author: H.M. Nasruddin Anshoriy Ch. Language: Indonesia Date Published: (Tiara Wacana) Pebruari 2009 No. of Pages: 180
Synopsis:
Melalui organisasi dakwah dan pendidikan keagamaan
bernama “Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI), Ambo Dalle telah memprakarsai
berdirinya ratusan sekolah dan madrasah di lebih dari 17 provinsi di seluruh
nusantara dalam berbagai jenjang, mulai tingkat taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi. Abdurrahman Ambo Dalle atau yang lazim dipanggil Anregurutta
itu tak pernah mengenal lelah melakukan silaturrahim ke berbagai tempat guna
menebarkan kasih sayang dan menyapa umat, mulai dari perkotaan hingga ke
kampung-kampung dan desa-desa, bahkan tak jarang menyeberangi laut dengan
kapal-kapal kecil menuju pulau-pulau terpencil di kawasan Sulawesi.
Di bidang dakwah, hampir seluruh hidupnya dipersembahkan
untuk melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar, tanpa memandang status,
jabatan, organisasi, dan golongan. Dengan alasan dakwah dalam rangka
menyelamatkan umat pula maka Ambo Dalle harus berpindah partai, dari PPP ke
Golkar. Semua langkah dakwahnya itu tidak berjalan mulus, bahkan acapkali harus
menghadapi berbagai resiko yang tidak ringan. Tapi semua itu pada akhirnya
membuahkan hikmah bagi dirinya, keluarga hingga para pengikutnya.
Penulis mengisahkan pengalamannya selama sekitar 8 bulan
(tahun 1988), berada satu atap dengan Anregurutta Ambo dalle bersama keluarga
dan santri-santrinya, mulai dari Parepare hingga Kaballangang di Pinrang –
Sulawesi Selatan. Penulis tidak hanya mencatat apa yang menjadi tutur kata
berhikmah dari Ambo Dalle, ia-pun mendapatkan kehormatan untk mendapinginya
melakukan perjalanan dakwah berkeliling, mulai dari Maros, Barru, Wajo,
Soppeng, Polmas, Mamuju, hingga tempat-tempat terpencil lainnya.
Pernah suatu ketika Ambo Dalle mengatakan kepada penulis
bahwa apa yang dia lakukan ini tidaklah sebanding dengan apa yang telah
dijalankan oleh Rasulullah SAW dalam berdakwah. Apa yang saya saksikan – kata penulis
– jelas menggambarkan betapa dihormati dan disegani sosok Ambo Dalle oleh
segala lapisan masyarakat. Dalam sebuah perjalanan dengan mobil kijang dari
Pinrang menuju Mamasa, di sepanjang jalan terdapat sejumlah peristiwa yang
terkesan ganjil dan aneh, yaitu ketika sebagian anggota masyarakat meminta doa
tetapi membawa berbagai perabotan rumah tangga, bakul nasi, dagangan, hingga
bayi yang masih merah untuk dimintakan doa serta minta diberikan nama. Itulah
sekelumit sosok kharismatik Ambo Dalle dalam catatan singkat saya.
Sebelum mengakhiri pengantarnya di buku ini, penulis
menyampaikan berita penting dari Anregurutta Ambo Dalle, bahwa selain mempunyai
puluhan ribu hingga ratusan ribu santri yang tersebar di lebih dari 17
provinsi, Ambo Dalle mempunyai tiga orang putra biologis (M.Aly Rusdy Ambo
Dalle, Abdul Halim Mubarak Ambo Dalle, dan M.Rasyid Ridha Ambo Dalle), Beliau
juga memiliki tiga orang “anak istimewa” (lintas suku dan bangsa) yang
sekaligus santrinya, yaitu HM. Nasruddin Anshoriy Ch (penulis) yang berdarah
Jawa, Robert J.Kingham yang berdarah Australia, dan Hj. Riyani Soedirman yang
berdarah China.
Riwayat Penulis:
HM. Nasruddin Anshoriy Ch: Lahir di Yogyakarta. Sejak
awal 80-an ia dikenal sebagai seorang penyair sufi, yang juga menjadi peneliti
masalah sosial-budaya, konsultan manajemen, serta kolomnis di berbagai media
nasional dan internasional.
Menempuh studi keagamaan di berbagai pesantren, antara
lain Pesantren Al-Muayyad Solo, Pesantren Krapyak di Yogyakarta, Pesantren
Tebuireng di Jombang, serta berguru kepada sejumlah ulama kharismatik seperti
Abuya Kyai Dimyati di Cidahu, Banten, Tuan Guru Zainuddin di pancor, Lombok
Timur, Kyai Umar Abdul Mannan di Solo, Kyai Abdullah Salam di Pati, Kyai Habib
di Termas, Kyai Ali Maksum di Krapyak, Yogya, Anregurutta Ambo Dalle di
Pinrang, Sulawesi Selatan, serta Habib Luthfie di pakalongan.
Diundang di berbagai negara untuk menjadi pembicara pada
seminar dan forum sastra, forum keagamaan, dan forum kebudayaan. Melakukan
penelitian sosial keagamaan untuk P3M, LP3ES, LSAF, dan LIPI. Antara tahun
1986-1996 aktif menjadi kontributor di majalah ilmiah Prisma dan majalah
sastra Horison. Menjadi produser sejumlah sinetron idealis, antara lain Pelangi
di Ufuk Senja, Bingkisan untuk Presiden, dan Pertiwi jangan
Menangis.
Menulis puluhan buku, antara lain Berjuang dari
Pinggir (LP3ES, 1994), Menelusuri Jejak Pengemis (Prisma, 1987), Menghadapi
Tantangan dan Tentangan (Lemhannas, 1997), Bergerak bersama Buruh dan
Pekerja (Garda Cipta, 1996), Berguru pada Jogja (KR Grup), serta
puluhan judul buku lain bertema kebangsaan yang diterbitkan antara lain LkiS Jogja,
Tiara Wacana, Navila dan darul Hikmah. Juga menulis antologi puisi seperti Zamrud
Serambi Madinah (Tifa Jassin), Dari Jogja dengan Cinta (Talang Emas),
Biografi Sang Bidadari (Talang Emas), dan judul-judul lain.
Ia juga menjadi Presiden Direktur Toegoe Enterpris,
Direktur LSM Pe-Patri yang bergerak di bidang lingkungan hidup, pengembangan
masyarakat, dan wisata berkelanjutan. Ia pun sekarang menjadi pengasuh
Pesan-Trend Budaya Ilmu Giri di Yogyakarta. Kunjungi website-nya di: www.ilmugiri.net atau di 0811.251923.
Daftar Isi:
Ode Buat Anregurutta Ambo Dalle
Sekapur Sirih
Pengantar: Prof. K.H. Ali Yafie
Kata Pengantar: Prof. Dr. Nurhayati Rahman
Daftar Isi:
- Pengantar Penulis
- Yang Pertama; Tepi Danau Tempe dan Munculnya Sang Sinar
- Yang Kedua; Beringsut Mencari Wujud
- Yang Ketiga; Merintis Jalan Pembaharuan
- Yang Keempat; Sayap gang Mengembang di Tanah Revolusi
- Yang Kelima; Hidup dalam Hutan
- Yang Keenam; Kerikil dalam Perjuangan
- Yang Ketujuh; Di Hadapan Masyarakat yang Terus Berubah
Epilog; Dr. Anhar Gonggong; Darud Dakwah wal-Irsyad
(DDI): Kembali ke Mabda 1938 dalam Menjawab Tantangan Masa Depan.
SELAMAT MEMBACA!
Artikel berhubungan:
- Menalar Tasawuf Anregurutta Ambo Dalle
- Satu Lagi "Passelle Pasau" Putra Idioligis Terdekat Anregurutta
- Prof. DR. Andi Syamsul Bahri Andi Galigo Manggaberani
- Mengenala Passelle Pasau-na Anregurutta Ambo Dalle
- Saatnya Purnama DDI dan Kaballangan Bersinar Terang
- Catatan: Haul Anregurutta ke-13 Tahun 2009
- Haul Gurutta Ambo Dalle
- Mengejar Berkahnya Gurutta KeTanah Bugis
- Seorang Anak Polisi MemburuBarakka’ Ke Kaballangang
- Barakka’-na Anregurutta AmboDalle
- Isra'-Mi'raj Ke Elle Salewo-E Bersama Gurutta H. Jamalu
- Seorang Muhajir Fakir
No comments:
Post a Comment