Thursday, January 10, 2013

BARAKKA'-NA ANREGURUTTA AMBO DALLE (2)



MINAD ZULUMATI ILAN NUUR; Menginspirasi Profesiku Bergelut Di Sektor Listrik (Penerangan) Di Pulau Kalimantan


Kalimat Arab di atas adalah potongan ayat al-Quran: “dari gelap gulita menuju kepada terang benderang”, sepintas hanyalah sebuah slogan sederhana yang populer dipakai oleh para santri Pondok Pesantren DDI Kaballangang dalam acara rutin TRAINING DA’WAH setiap malam Jumat. Namun, tak dinyana kalimat sederhana itu pula-lah yang telah menginspirasi diriku menggeluti profesi dibidang penerangan, awalnya saya memulai memasang instalasi listrik untuk menerengi beberapa titik di pulau Kalimantan yang sangat luas, yang umumnya masih diliputi suasana gelap gulita yang mencekam di malam hari. Dan hingga kini profesi itulah yang telah menerangi hidupku dan keluarga.
Jalan Menuju Barakka':
Sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa yang mengarungi sebuah jalan menuju kepada lautan ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju kepada kebaikan (surga)" (Hadits).

Profil: Nama saya Muntaha Saleh, lahir di Desa Leppangeng pada Tanggal 8 September 1971. Arti dari nama saya (mohon dikoreksi kalau salah) “Tempat Persinggahan” dan saya juga tinggal di Leppangeng yang artinya juga “Tempat persinggahan”, nama dan tempat kelahiranku ditakdirkan mempunyai makna yang sama, semoga kehidupan duniawi saya menjadi persinggahan bagi semua berkah dan kebaikan yang datang dari sisi Allah SWT. Amin...! 

Kami anak bungsu dari empat bersaudara, umurku pada saat itu menginjak usia 12 tahun, duduk di bangku Kelas enam Sekolah Dasar, dan telah Ujian akhir, tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Sepulang dari sekolah langsung menuju rumah yang jaraknya sangat dekat + 80 meter saja, kami disambut oleh Kedua Orangtuaku (Almarhum H.M.Saleh, dgn Almarhuma Hj.Mappa), setelah kami istirahat setelah makan siang, Orangtuaku memanggil saya Lu’ Lu’(nama panggilanku di keluargaku) ke sini dulu Nak, maka saya memenuhi penggilannya, rupanya Orangtuaku sudah menunggu di ruang keluarga, sambil melemparkan senyumannya ketika saya mendekati dan duduk dihadapannya, langsung berkata Nak, Bapak sama Mama’mu sudah sepakat melanjutkan sekolahmu insya Allah setelah lulus di SD nanti, rencana kami berdua memasukkan kamu ke Pesantren Kaballangang. Di Pesantren itu kamu tidak sendirian Nak, bahkan banyak teman-temanmu dari berbagai daerah, dan tidak jauh juga jaraknya dari kampung kita ini, sekitar 8 km saja sudah sampai. Di Pesantren Kaballangang tersebut, kamu menuntut dan diajari berbagai ilmu-ilmu agama Islam, kamu juga Nak tinggal di ASRAMA dengan diasuh, dikontrol dan dibimbing oleh para uztas di bawah Pimpinan “ANGREGURUTTA K.H.ABD.RAHMAN AMBO DALLE”. Bagus sekali disana Nak, hasilnya bisa nanti cerama di Masjid, bisa banyak hapalan Qur’annya, dan banyak lagi ilmu agama Islam yang dapat kamu peroleh, dan insya Allah Bapak dan Mamamu nantinya, juga sering kesana mengunjungimu Nak. 

Dengan berbagai bujuk rayuan dan penjelasan tentang gambaran Pondok Pesantren Kaballangang, maka tanpa pertimbangan, akhirnya kami langsung mengiyakan niat baik dan harapannya Orangtua saya, maka senanglah Kedua Orangtua saya mendengarkan kesiapan dan persetujuan saya masuk Pesantren Kaballangang. Dengan penuh haru dan gembira saya langsung dipeluk Bapak Mama saya, sambil dibisikkan mudah-mudahan jadi anak yang saleh, dan bisa betah di Pesantren Nak. 

Rupanya informasi tentang Pesantren Kaballangang dari informasi dan ajakan ‘Guru Laddu’ nama lengkap maaf saya tidak tahu, yang jelasnya beliau adalah (orang tua kandung dari Uztas K.H.Yunus Samad, Lc). Kemudian selanjutnya, Orangtua saya mempertimbangkan supaya kami ke Pesantren tidak sendirian, bagusnya ada teman sekampung juga masuk (agar ada temannya masuk Pesantren) agar tidak merasa asing di sana nantinya, maka dibujuklah tetangganya dan sahabatnya yaitu Lasanunnah supaya membawah juga anaknya masuk pesantren berdua dengan anak kami. Alhamdulillah setelah dijelaskan tetangga dan sahabatnya Bapak saya, yang bernama Lasunnah (Orangtua Darwis Sunnah). Alhamdulillah Beliau termotivasi juga memasukkan dan menyetujui anaknya masuk ke Pesantren Kaballangang. Anak tersebut bernama Darwis Sunnah, panggilan kampungnya “Awi”. 

Setelah saya mengetahui tidak sendirian ke Pesantren, tetapi berdua dengan Darwis, bertambah senanglah saya, dan hampir semua teman SD kami, saya ceritakan maksud Orangtua saya memasukkan ke Pesantren, dengan cerita apa yang pernah saya dengar dari Orangtua, Cuma sering salah sebut, tapi sebenarnya tidak salah sebut, karena memang itulah bahasa dan kalimat yang saya pahami waktu itu, saya cerita begini ke teman-teman “Saya nanti di sana banyak teman, bisa ceramah, baru enaknya di Pesantren itu tinggal di ‘ASMARA’ lagi, padahal yang betul ‘ASRAMA’. Ketawalah semua teman-teman yang mendengarnya, mengatakan salah.. bukan ‘ASMARA’ tapi ‘ASRAMA’, saya bilang tidak, memang saya tinggal di ASMARA’ kwkwkwkw…. diketawai lagi saya. Dengan lugunya saya bilang kenapa ketawa na.. memang betul ASMARA bukan ASRAMA, coba ke rumahku tanya bapakku pasti Dia bilang ‘ASMARA’, hehehe.... ketawa lagi teman-temanku sampai hampir berkelahi mempertahankan kalimat ‘ASMARA’ hahaha…….. 

Detik-detik keberangkatan kami ke Pesantren Kaballangang, bersama dengan teman saya Darwis Sunnah. Akhirnya setelah kami berdua Lulus di Sekolah Dasar, maka berangkatlah kami berdua dengan didampingin kedua orangtua masing-masing, dengan meminta kesediaan ‘GuruLaddu’ mengantar kami ke Pesantren, dengan maksud supaya mampir dulu di rumah “GURUTTA” sebelum ke Asrama tempat tinggal kami nantinya, karena Beliaulah yang sudah kenal baik dengan “GURUTTA”. Sesampainya di rumah “GURUTTA”, sambil kami dipersilahkan masuk oleh salah satu santri yang tinggal di rumah tersebut. Kami dipersilahkan duduk, sambil menunggu sekitar 5 menit di ruang tamu, keluarlah “GURUTTA” yang didampingin oleh ‘GuruLaddu’ sambil dijelaskan maksud kedatangan Keluarga kami, pada saat itulah satu persatu kami diperkenalkan, ini orang tuanya, dan kedua anak ini calon santri di sini Puang, tersenyumlah GURUTTA sambil menjelaskan kondisi Pesantren saat ini, dan ucapan Alhamdulillah terima kasih banyak bapak/ibu mempercayakan anaknya masuk untuk dibina di Pesantren ini, sambil melihat dan menunjuk kami berdua, lalu “GURUTTA” mengatakan anak ini adalah anakKu juga, dan semua santri di sini yang Alhamdulillah sudah mulai banyak berdatangan dari seluruh pelosok baik dari dalam Sulawesi maupun dari luar Sulawesi adalah anakKu semua. Dan tiba-tiba “GURUTTA” menghampiri kami berdua sambil mengusap kepala kami, ketika itu disuruh membuka mulut, untuk didoa’kan lalu ditiup. Setelah itu dilanjutkan dengan berdoa lagi kembali beserta seluruh Keluarga dengan semuanya mengangkat tangan, sambil mengaminkan setiap akhir do’a dari “GURUTTA”. Setelah selesai berdo’a, akhirnya keluarga kami memohon pamit, dan satu persatu salaman sambil mencium tangan “GURUTTA” diakhiri dengan ucapan Salam pamit.
Kemudian kami diantar langsung ke Asrama bukan ASMARA, yang posisinya pintu pertama dari Asrama bangunan Gedung Batu dua petak, yang masing-masing petakan terdiri dari tiga ruangan, yang diantarai bangunan Koperasi dan bangunan WC. Dan kami menempati di ruangan pertama pada petakan pertama. 

Setibanya Orangtua saya di Leppangeng tepatnya di Sengae, pada malam harinya, tiba-tiba Mama saya tidak bisa tidur, muncul kecemasan dan kekhawatiran dalam hatinya apakah anak saya ini bisa bertahan tinggal di Pesantren, jangan-jangan tidak sampai satu bulan, atau bahkan mungkin dalam minggu ini, sudah minta pulang dan menyatakan tidak sanggup bertahan di Pesantren. Karena anakku ini baru pertama kalinya pisah dengan saya, dan dia sangat cengen dan manja sekali, karena dia anak bungsuku, yang selalu tidur dan nanti bisa tidur kalau saya ada di sampingnya, sambil berdo’a kepada Allah Swt. supaya kami bisa tabah dan bertahan dalam menuntut Ilmu Agama Islam di Kaballangang. 

Alhamdulillah berkat do’a dan ‘Barakka’ “GURUTTA” dan do’a Kedua Orangtua saya, apa yang dikhawatirkan Mama saya tidak terjadi. Terbukti mulai dari saya diantar pertama kalinya ke Pesantren Kaballangang sampai 3 bulan lamanya baru kami pulang sekali saja ke Kampung. Apa yang menyebabkan sehingga saya betah tinggal di Pondok Pesantren Kaballangang, disinilai sudah mulai detik-detik mengenal pertama kalinya istilah, “MINAD DZULUMATI ILAN NUUR”. 

Bersambung detik-detik mengenal pertama kalinya istilah,
MINAD DZULUMATI ILAN NUUR” di Pondok Pesantren Manahilil Ulum Addariyah DDI Kaballangang.
Tulisan sebelumnya:
Artikel berhubungan:
  1. Seorang Anak Polisi MemburuBarakka’ Ke Kaballangang
  2. Kenangan DR MuhammadSuaib TahirBersama Anregurutta (3) 
  3. Mengejar Berkahnya Gurutta KeTanah Bugis
  4. Kenangan DR MuhammadSuaib Tahir Bersama Anregurutta (2)
  5. Kenangan DR Muhammad Suaib Tahir Bersama Anregurutta (1) 
  6. Haul Gurutta Ambo Dalle 
  7. Isra'-Mi'raj Ke Elle Salewo-E Bersama Gurutta H. Jamalu  
  8. Seorang Muhajir Fakir

1 comment:

Anonymous said...

kanda Muntaha: andalah yang memperkenalkan pada kami tentang Ponpes DDI Kaballangang : sy masih ingat kanda Muntaha datang ke daerah kami ceramah ramadhan, waktu itu penceramah cilik baru yang pertama di masjid kami....sy dan semua jama'ah sungguh kagum dan tidak sedikit yang meneteskan air mata menyimak ceramah Kanda Muntaha yang dimulai dengan kata Minaddzhulu mati ilannur...dan seterusnya..walhasil..orang tua saya berniat untuk memasukkan saya ke Ponpes DDI Kblg..itu tanpa sepengetahuan saya...orang tua saya hanya bilang katanya maw disekolahkan di pinrang...1 tahun dari sana,saya mengikuti jejak Kanda Muntaha pergi ceramah keliling....dengan bekal dari Training da'wah tiap malam jumat"..juga tidak lupa menghafal konsep yang disusun oleh AG.K.H jamaluddin....dari situlah saya banyak diikuti oleh junior-junior baru ikut mondok di Pesantern..thanks Allah,Thanks Kanda Muntaha (Mayoenk)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

MyBukukuningLink

Bertukar link?



Copy kode di bawah masukan di blog anda, MyBukukuning akan segera linkback kembali. TRIMS!

Super-Bee

Popular Posts

BOOK FAIR ONLINE

Book Fair Online

Blog Archive

PENGOBATAN LANGSUNG DENGAN HERBAL ALAMI:

BURSA BUKU IAPDIKA: "KASIH SANG MERPATI" (Rp 25.000)

animated gifs
Info | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA

IAPDIKA GALERI:

animated gifs
Info: | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA