Sisi Lain dari Rapat Panpel Deklarasi IAPDIKA di
Ablam
Oleh: Rahman Yanse
Hasil rapat persiapan Deklarsi yang diselenggarakan
oleh panitia PANPEL kemarin (20/4) di Jl. Abu Bakar Lambogo – Makassar, telah
di anggap rampun, tinggal beberapa masalah tehnis yang akan dimantapkan pada
minus sepulu hari (H-10) nanti. Namun, yang menarik dari rapat tersebut dan
patut diapresiasi adalah sikap dan pengalaman kakanda Hj. Andi Nurbaya Tanetting ketika
menceritakan kisah nyata yang dihadapi beliau pada saat bergabung di Iapdika.
Sebagai seorang Tokoh DDI yang dekat dengan rezim
Status qou, pilihannya bergabung di IAPDIKA ternyata tidak semudah yang kita
bayangkan, kecaman dan sikap sinis dari koleganya dari rezim Status Qou
menganggap beliau sangat ofurtunis dan kekanak-kanakan membuatnya tidak tenang,
bahkan sejak bergabungnya di IPDIKA dering Hp-nya sudah bak serinai ambulance
berdering terus mempertanyakan sikap berdirinya , tapi dengan tekad bulat dan
mimpi mendapat support barakka dari Gurutta K.H.Abd.Rahman Ambo Dalle, sebagai
Guru dan orang tua yang dicintainya, kecaman dan sikap sinis yang dialamatkan
kepadanya ditanggapinya dengan tenang dan penuh senyum....
Inti dari penggalang kisah diatas bukanlah
bermaksud memprofokasi, dan menyebarkan kebencian kepada status qou yang tidak
bisa menghargai pandangan dan sikap orang lain... Tetapi kisah diatas ingin
menunjukkan, bahwa keberanian (tekad Bulat) adalah sebuah keputusan yang
sumbernya datang dari diri kita sendiri, yang bisa kita salurkan untuk
menggapai panggilan mimpi, harapan, dan tujuan hidup kita.
Keberanian bukanlah sekedar lawan dari sekedar kata
dari “Ketakutan/rasa takut” tetapi
keberanian (tekad) memiliki arti yang jauh lebih dalam dari itu. Keberanian (Tekad)
bisa dipilih oleh kita di dalam segala bentuk stuasi yang kita alami. Tanpa
keberanian (atau Tekad), pencapaian mimpi/tujuan perjuangan kita akan jadi mustahil.
Tanpa keberanian (atau Tekad), kita akan mudah
patah semangat dan putus asa dihadapkan dengan tantangan dan rintangan yang
pasti muncul pada saat kita berjalan menuju mimpi/tujuan hidup kita.
Juga, kita berani/bertekad bukan berarti kita ‘buta’/ berpura-pura tidak melihat kenyataan hidup atau beranggapan bahwa tantangan dan rintangan yang kita hadapi akan hilang begitu saja tanpa kita berusaha untuk menghadapi dan mengatasinya.
Juga, kita berani/bertekad bukan berarti kita ‘buta’/ berpura-pura tidak melihat kenyataan hidup atau beranggapan bahwa tantangan dan rintangan yang kita hadapi akan hilang begitu saja tanpa kita berusaha untuk menghadapi dan mengatasinya.
Justru, jika kita berani dan bertekad, kita akan
menyadari bahwa tantangan dan rintangan yang kita hadapi adalah nyata dan kita
akan berperan aktif untuk mengatasinya sehingga pencapaian mimpi/ tujuan
perjuangan kita akan menjadi nyata., Maka dari itu, mulailah kawan untuk
menilik lagi ke dalam diri dan hati kita masing-masing. Apakah keberanian (atau
Tekad) ini sudah hadir dan tumbuh subur? Jika sudah, sangatlah mungkin dan
mudah bagi kita semua untuk mengembalikan purnama Kaballangang... Selamat Berjuang....
No comments:
Post a Comment