PROPOSAL PANITIA PENYELENGGARA
DEKLARASI IAPDIKA DAN DIALOG NASIONAL
Sabtu,
25 Mei 2013 | Gedung Graha Pena, Lt 4 (Fajar Room) Makassar Sulawesi Selatan
MUKADDIMAH
Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala
puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT semata. Kita memohon kepada-Nya
pertolongan, ampunan serta perlindungan-Nya dari segala keburukan dan kelemahan
diri kita. Barang siapa yang diberikan hidayah oleh-Nya, niscaya tidak ada
sesuatupun yang dapat menghalangi, dan barangsiapa yang tidak mendapatkan
hidayah-Nya, niscaya tidak ada sesuatu pula yang mampu menolongnya. Dia-lah
Yang Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya.
Selawat
dan taslim semoga dilimpahkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW,
yang telah menyampaikan risalah-Nya, memberi nasehat dan membawa umat menuju
kesempurnaan hidup lahir batin, dunia akhirat. Kita berharap termasuk umatnya
yang mendapat syafa'at Beliau kelak di hari kemudian. Aamiin
Melalui
mukaddimah sederhana ini kami sampaikan proposal singkat ke hadapan Bapak dan
Ibu, sebagai pengantar untuk menjelaskan rencana mengadakan acara Deklarasi
IAPDIKA dan Dialog Nasional (Tudang Sipulung) Warga DDI di Makassar Sulawesi
Selatan.
Dengan
demikian, kami sangat mengharapkan partisipasi nyata berupa dukungan moril dan
materil, sebagai salah satu waqaf, infaq dan sadaqah jariyah bagi Bapak dan
Ibu. Dan kami berdo'a semoga keikhlasan Bapak dan Ibu menjadi jalan menuju
ketaqwaan. Aamiin Ya Rabbal'alamin.
Waminallahil
Musta’an wa Ilaihit Tiklan.
Wassalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
PROLOG
Meminjam istilah Dr. KH. M.A. Rusdy Ambo Dalle, putra
pendiri DDI al-Mukarram Gurutta AGH. Abdurrahman Ambo Dalle, mengomentari
lahirnya IAPDIKA mengatakan:DDI dan komponen-komponennya kini ibarat ronsongan
gerbong-gerbong tua, karatan dan tenggelam di dalam lumpur; maka IAPDIKA adalah
lokomotif diamis terbaru dan tercanggih yang siap menggerakkan, menarik dan
memacunya melaju kencang di atas rel-rel yang lurus dan kokoh.
Ikatan Alumni Pesantren DDI Kaballangang yang disingkat
dengan IAPDIKA, didirikan pada hari Minggu tanggal 02 Desember 2012, oleh
kelompok alumni-alumni dinamis pesantren DDI Kaballangang melalui sebuah Reuni
Akbar antar alumni DDI Kaballangang, yang mayoritas mereka adalah para
anak-anak muda profesional yang sudah mapan dari segi materi dan finansial,
sebahagian di antaranya pengusaha-pengusaha sukses, birokrat, dan
sarjana-sarjana yang berpendidikan tinggi.
IAPDIKA lahir dari keprihatinan dan kekecewaan
alumni-alumni tersebut melihat kondisi almamaternya yang kian terpuruk dan
mengalami kemunduran yang sangat menyedihkan sepeninggalan Gurutta AGH.
Abdurrahman Ambo Dalle. Oleh karena itu ikatan alumni melihat perlu adanya
“Pembaharuan, Regenerasi dan Passelle Pasau” ditubuh organisasi DDI untuk
membangun kembali pesantren Kaballangang khususnya dan DDI pada umumnya, maka
mereka pun mengangkat slogan “Menyongsong Purnama DDI 2014”. Dan bagi mereka
kejayaan DDI seperti sediakala ketika Gurutta Ambo Dalle masih hidup adalah
harga mati.
LATARBELAKANG
Mengapa Perlu Ada Perubahan, Regenerasi Dan Passelle
Pasau?
1.
Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI) yang didirikan oleh Gurutta
AGH. Abdurrahman Ambo Dalle dan ulama-ulama besar Sulawesi Selatan, adalah
Organisasi Massa (Ormas) Islam yang terbesar ketiga nasional setelah NU dan
Muhammadiyah, dan terbesar pertama di kawasan Indonesia Timur. Yang bergerak di
bidang pendidikan, dakwah, dan sosial, maka perlu ada perubahan, inovatif dan
regenerasi yang berkala dan stabil untuk menghadapi tantangan globalisasi yang
semakin pesat.
2.
Pentingnya
regenerasi (khilafah) dalam sebuah organisasi massal atau “passelle pasau”
(istilah Gurutta Ambo Dalle); Yaitu merupakan titah Allah yang ditugaskan
kepada umat manusia di muka bumi semenjak nabi Adam as diciptakan (Baca: QS:
002: 30). Maka ketika Allah mengutus Ibrahim as untuk menjadi “passelle
pasau” (pemimpin) bagi seluruh umat manusia: “Sesungguhnya Aku menjadikanmu pemimpin bagi seluruh umat manusia”,
Ibrahim tidak serta merta menyanggupiya, tetapi ia bercermin dari pengalaman
umat-umat sebelumnya mereka dibinasakan Allah karena tidak mewariskan passelle
pasau sesudahnya (baca: krisis kepemimpinan). Maka Ibrahim as memohon kepada
Allah agar dijadikan baginya “passelle pasau” (pewaris tahta)
setelahnya, yang dijawab oleh Allah dengan gaya diplomatis kental: “Janji-Ku tidak meliputi orang-orang zalim”
(QS: 002: 124). Dan keturunan-keturunan Ibrahim yang sukses menjadi passelle
pasau (pemimpin) adalah:
· Ishaq,
Ya’qub, Yusuf, melalui Musa dan Harun, hingga sampai kepada Isa as (untuk bani
Israil).
·
Ismail
untuk Jazirah Arab dan sekitarnya
· Syuaib
untuk bangsa Madyan dan sekitarnya.
· Yunus
untuk bangsa Ninui (wilaya Irak sekarang)
· Muhammad
SAW sebagai nabi terakhir untuk umat manusia semuanya. Dengan demikian maka
Ibrahim as dikenal sebagai Bapak para Rasul (Baca: Bapak para Passelle Pasau).
· Nabi-nabi
Allah yang pernah meresahkan krisis passelle pasau setelah Ibrahim as adalah
Musa as sehingga Allah menjadikan Harun adik kandungnya sebagai pendukung dan
passelle pasau sesudahnya.
· Begitu
pula halnya Zakaria as hingga harus bermunajat khusus memohon kepada Allah agar
dijadikan sesudahnya seorang passelle pasau dari keturunannya, ia berdo’a: “Ya
Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris
yang paling Baik” (QS: 021: 89). Dan Allah kemudian mengabulkannya dengan
menjadikan Yahya putranya sebagai passelle pasau-nya.
3. Gurutta Ambo Dalle hingga akhir hayatnya tidak menunjuk
seorang “passelle pasau” setelahnya,
baik dari anak biologis atau pun anak ideologisnya. Sehingga ada asumsi yang
berkembang bahwa Gurutta Ambo Dalle tidak melakukan hal tersebut karena Beliau
telah mentransfer seluruh ilmunya kepada anak-anaknya (biaologis dan idiologis)
secara merata, dan ingin mentradisikan sistem demokrasi (syura) terlaksana
dengan baik di dalam setiap suksesi ditubuh
organisasi DDI setelahnya, sebagaimana rasulullah SAW mewariskan
kepemimpinannya kepada khalifah-khalifahnya.
4. Krisis kepemimpinan mencuat di DDI pasca Gurutta Ambo
Dalle: Setelah peristiwa Muktamar DDI ke-18 tahun 1998, yang memicu terjadinya
disentegrasi kepemimpinan ditubuh organisasi DDI pasca Gurutta Ambo Dalle,
sehingga timbul keretakan dikalangan elit DDI yang kemudian muncul tiga kubu
besar bertarung memenangkan DDI-1: Pertama,
kubu Pare-Pare (Status Quo); kedua,
kubu Mangkoso (yang menginginkan DDI-1 dikembalikan ketangan ulama); dan ketiga, adalah kubu yang tidak mempunyai
corak atau abu-abu (tidak menentukan pilihan atau tidak mengerti apa-apa). Yang
akhirnya dimenangkan secara “tidak fair” oleh kubu pertama.
5.
Akibat dari kecurangan yang terjadi pada pemilihan
kepemimpinan di muktamar DDI ke-17, maka kubu Mangkoso yang motori oleh (alm)
AGH. Abdul Wahab Zakariyah, MA, yang mengingkan DDI dipimpin oleh ulama dan
intelektual Islam yang ada di DDI memilih “mufaraqah”,
dan tidak membaiat pengurus yang terpilih lewat muktamar tersebut. Serta
mendirikan pengurus DDI tandingan yang kemudian dikenal dengan “DDI-AD”.
6. Tidak muncul atau sengaja disembunyikan konsep “passelle pasau” yang telah dipersiapkan
oleh Gurutta Ambo Dalle sejak dini, sebagaimana diketahui bahwa beberapa tahun
menjelang akhir hayatnya, Beliau senantiasa meresahkan penggantinya (passelle
pasau) setelahnya, dan beberapa kali Beliau gagal mendifinisikannya karena
berbagai hal, seperti:
· Gurutta Ambo Dalle pernah memberikan indikator tinggi
sebagai “passelle pasau”-nya kepada putranya Dr. KH. M.A. Rusdy Ambo Dalle
melalui penerbitan sebuah Surat Keputusan (SK), yang dibatalkan secara sepihak
dan tidak dilegalisasi oleh pengurus DDI waktu itu karena tidak menyetujuinya.
· Pada Muktamar ke-17 tahun 1994, Gurutta sudah nyaris saja
mengumumkan pengganti (passelle pasau)-nya di atas podium kehormata setelah
seluruh peserta muktamar memohon kepada Beliau menunjuk langsung penggantinya,
namun digagalkan oleh petinggi kubu Pare-Pare (Kubu Pertama) dengan
membisikinya kalau ada seorang Menteri yang datang dari Jakarta ingin menemui
Gurutta, padahal itu hanya isapan jempol saja karena sebenarnya tidak ada
seorang Menteri atau tamu penting pun yang datang saat itu, hanya akal-akalan
dari petinggi kubu ini belaka agar gurutta batal mengumumkan passelle pasau-nya.
Memperhatikan latar belakang dan
dasar-dasar pemikiran tersebut, pengurus Ikatan Alumni DDI Kaballangang
(IAPDIKA) bersama tokoh-tokoh DDI,
simpatisan dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya, telah mufakat akan mengadakan
acara “Dialog Nasional (Tudang Sipulung) Warga DDI dan sekaligus Deklarasi
IAPDIKA” untuk merealisasikan cita-cita mulia Gurutta Ambo Dalle memajukan DDI
mencapai purnamanya, dan memingit “passelle pasau” seperti yang diinginkan oleh
Gurutta.
Namun, demi terealisasinya
program mulia tersebut tentunya memerlukan dana atau materiil. Untuk itu pada
kesempatan ini kami membuka dan mengetuk hati kaum muslimin dan muslimat,
khususnya warga DDI dan simpatisaan, untuk berpartisipasi dalam melaksanakan
acara dialog nasional (tudang sipulung) dan deklarasi IAPDIKA di Makassar
Sulawesi Selatan.
NAMA DAN TEMA KEGIATAN
@
Nama Kegiatan : “Deklarasi IAPDIKA Dan Dialog Nasional (Tudang Sipulung) Warga
DDI”
@
Tema : “Menggagas Model Pesantren Yang
IDEAL di Era Globalisasi”
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
@
Waktu : Hari Sabtu Tanggal 25 Mei 2013
@
Tempat : Gedung Graha Pena Jl Urip Sumohardjo
No. 20 – Flyover. Makassar Sulawesi
Selatan
TUJUAN
Ø Mengumumkan kepada seluruh masyarakat, khususnya warga
DDI dan simpatisan tentang terbentuknya oraganisasi Ikatan Alumni Pesantren DDI
Kaballangang yang disingkat IAPDIKA.
Ø
Mensosialisasikan konsep-konsep IAPDIKA untuk menyongsong
Purnama DDI 2014.
PESERTA
Peserta ditargetkan
berjumlah 1000 orang, yang terdiri dari:
1.
Pengurus DDI
2.
Pengurus dan Anggota IAPDIKA
3.
Pemerintah Daerah
Sulsel
4.
Alim Ulama/Majelis
Ulama
5. Tokoh nasional/Tokoh masyarakat/Simpatisan DDI
PEMBICARA
1.
Dr KH. M.A. RUSDY AMBO DALLE
-
Putra A.G. KH Abd Rahman
Ambo Dalle (Pendiri DDI)
2.
Prof. Dr. KH. ANDI SYAMSUL BAHRI GALIGO, MA.
-
Guru Besar UIS Malaysia
dan Brunai Darussalam
-
Dosen Fak. Sastra UNHAS
Makassar
4.
Dr. SUJATMIKO, MA.
-
Duta Besar LB&BP-RI
untuk Republik Sudan
5.
Dr. AMRIS FUAD HASAN
-
Pengamat Budaya dan
Politik TimTeng
6.
DR. IVAN A. HADAR, Dipl.-Ing
-
Unesco / Pakar Tata
Kelola Pemerintahan Yang Baik
7.
D. ZAWAWI IMRON
-
Budayawan Nasional
8. Mr. ROBERT KINGHAM
- Pengamat Pesantren/ Direktur AusAID
8. Mr. ROBERT KINGHAM
- Pengamat Pesantren/ Direktur AusAID
TINDAK LANJUT
· Mndirikan Pesantren berbasis bisnis kerakyatan dan
pariwisata di atas lahan 10 Ha tanah di Mamuju, Sul-Bar
·
Membina Pesanteren Dar al-Ijabah di Batulicin, Kalimantan
Selatan
· Mendirikan Ma’had Aly (STAI) Ambo Dalle untuk studi Syariat Islam & Ilmu-ilmu al-Quran di Maros, Sul-Sel
·
Mendirikan Universitas Ambo Dalle di Mamuju, Sul-Bar
·
Mendirikan Universitas Ambo Dalle di Kalimantan Timur
·
Mendirikan Ambo Dalle Center dan Perputakaan Modern
di Jakarta.
ACARA (TENTATIVE)
Susuna/rangkaian Acara.
@ Pembukaan
@ Deklarasi IAPDIKA
@ Dialog Nasional
sesi I
@ Dialog Nasional
sesi II
@ Penutup
ANGGARAN BIAYA
Biaya yang kami perlukan/butuhkan dalam mensukseskan acara dialog
nasional dan deklarasi IAPDIKA ini sebagai berikut:
NO
|
URAIAN
|
TOTAL
|
KETERANGAN
|
1
|
GEDUNG
|
8.000.000
|
GRAHA PENA MAKASSAR
|
2
|
KONSUMSI
|
35.000.000
|
MAKAN & COFFEE
BREAK
|
3
|
HOTEL
|
50.000.000
|
KAMAR NGINAP PEMBICARA
& PESERTA
|
4
|
TRANSPORTASI
|
4.000.000
|
HOTEL KE TEMPAT ACARA
|
5
|
PUBLIKASI
|
20.000.000
|
MEDIA ELOKTRONIK &
MEDIA CETAK
|
6
|
PEMBUATAN SOUVENIR
|
34.500.000
|
CENDRAMATA & TAS
PESERTA
|
7
|
SERAGAM PANITIA
|
3.750.000
|
PANITIA PELAKSANA
|
8
|
UNDANGAN
|
5.600.000
|
PESERTA DEKLARASI /
DIALOG NASIONAL
|
9
|
FORMULIR
|
700.000
|
PESERTA DEKLARASI /
DIALOG NASIONAL
|
10
|
PEMATERI
|
30.000.000
|
HONOR DAN BIAYA
TRANSPORT
|
11
|
JAS DEKLARASI PENGURUS
|
12.500.000
|
PENGURUS IAPDIKA
|
12
|
SOUND SYSTEM &
PHOTO
|
4.000.000
|
PERLENGKAPAN ACARA
|
13
|
KESEKRETARIATAN
|
25.000.000
|
OPERASIONAL PANITIA
& ACARA
|
TOTAL
|
233.050.000
|
SUMBER DANA
Sumber dana berasal dari :
1)
Infaq dan Shadaqah Umat Islam.
2)
Sumber lain yang halal dan tidak mengikat
3)
Sponsor dari relasi IAPDIKA
PENUTUP
Demikian
proposal persiapan acara dialog nasional DDI dan deklarasi IAPDIKA ini
disampaikan dengan harapan semoga terwujudnya dialog dan deklarasi ini dapat
menjadi media dan wacana untuk menyongsong purnama DDI yang kita cita-citakan
bersama. Peran dan partisipasi dari semua pihak sangat diharapkan agar rencana
dan pelaksanaan acara dialog dan deklarasi berjalan lancar. Akhirnya, semoga
amal ibadah kita dapat diterima Allah SWT. Allah SWT berfirman :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ
حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ
وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٢٦١)
Artinya: ”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa engan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)
bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha
Mengetahui”. (QS: 002: 261).
Jakarta, 10 April 2013
Panitia
Penyelenggara
IKATAN
ALUMNI PONDOK PESANTREN DDI KABALLANGANG
(IAPDIKA)
KH. Muh Yahya Ahmad, Lc. H. Ridwan
Hilal, S.Sg, MM.
Ketua IAPDIKA Ketua
Panitia
Mengetahui
Dr. KH. M.A. Rusdy Ambo Dalle
No comments:
Post a Comment