Tuesday, April 30, 2013

KEHANCURAN DDI ULAH TANGAN ASING (PENYUSUP) YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB:



Ulama Pembina dan Politikus Penguasa

Oleh: H. Saharuddin Padu (Saroja Oja)

Tentu saja ungkapan diatas bukalah  isapan jempol belaka, tetapi keluar dari lisan Gurutta Prof. AGH Faried Wajedi, MA. Beliau menegaskan disela-sela obrolan lepasnya di Hotel Hayani Samarinda bahwa ulama itu sifatnya membina sedangkan politikus adalah menguasai, sambil menjelaskan sekedarnya perbedaan antara kedua ungkapan tersebut. Ini suatu bukti bahwa Beliau sangat peka mencermati konsekuensi (efektivitas) bagi DDI jika dipimpin oleh seorang ulama dan risiko (stagnasi) jika ia dipimpin oleh politikus.

Penulis akan mencoba menguraikan ungkapan Gurutta ini karena mengandung nilai philosfis yang dalam, dimana kita dituntut sejenak mengerutkan dahi untuk menemukan sinkronisasi ungkapan ini dalam organisasi DDI yang kita cintai dan dalam kehidupan berorganisasi.

ULAMA PEMBINA
Jelas di dalam hadis rasulullah SAW tidak ada satupun yang disebut pengganti Nabi kecuali Ulama. Dan al-qur'an sangat paten mengakui ulama sebagai “الراسخون فى العلم” (mereka yang mempunyai pengetahui yang pasti). Nah, adakah kita yang menyanksikan ke-ulama-an Anrgurutta? Siapapun yang melihat karya-karya ilmia Beliau yang berjumlah lebih dari 40 judul kitab, (diantaranya):

  • القول الصادق في معرفة الخالق
  • ربي اجعلني مقيم الصلاة
  • حلية الشباب
  •  النخبة المرضية
  • الرسالة البهية
  • مرشد الطلاب
  • تمرين الطلاب
  • إلخ,,,,,,,

Menujukkan kemampuan Gurutta dalam menguasai ilmu-ilmu agama, sastra, dan bahasa Asing (Arab), sampai-sampai beliau mampu mengarang kitab Usul firqhi-nya yang terkenal itu hanya di kamar mandi tanpa bantuan referensi. Belum lagi kesufianya sehingga beliau nyaris sempurna dalam dirinya sebagai seorang Faqih, Sufi, dan adabi (budayawan) secara bersama-sama dalam satu waktu. Oleh karena itu , tidak diragukan lagi bobot ke-ulama-anya sebagai penerus risalah Islam yang disegani dan dihormati dalam berbagai lapisan masyarakat.

Anregurutta sebagai ulama tidak pernah belajar teori manajmen organisasi secara formal, tetapi beliau mempraktekkan manajerial organisasi yang baik dalam pengembangan DDI di berbagai pelosok di nusantara ini, bahkan beliau sampai kepedalaman Kutai Barat (Kaltim) di tengah-tengah mayoritas non-Muslim. Tentu ini tidak lepas dari krakter Beliau sebagai seorang ulama; MEMBINA, MENGAJAR, MENDIDIK, MENASEHATI, MENGARAHKAN, DAN MENYATUKAN plus LILLAH dengan ungkapan beliau "LAYANI AGAMAE, NALAYANIKO TU PUANG-E",  sehingga DDI berkembang pesat dimana mana dan dikenal di tengah tengah masyarakat, bahkan mereka bangga kalau dikatakan orang-orang DDI, meskipun secara akademis tidak pernah mengecap pendidikan formal DDI.

Ketika ulama memimpin dalam sebuah organisasi, maka dipastikan bahwa ada pembinaan di dalamnya. Bagaimana tidak, kalau ulama itu sendiri duduk mengajarkan ilmu, membina akhlaq santrinya, setiap waktu menjadi imam shalat. Nilai-nilai inilah yang hilang selama ini di tubuh DDI, jadi wajar kalau berbagai tanggapan miring muncul dan pengevaluasian tentang kemajuan DDI dan perkembanganya yang hanya penonton dalam kompetisi kemajuan ilmu pengetahuan dan bisa-bisa menjadi ayam KEOK (ayam yang menyerah) yang dipimpin PB dan MA dalam menghadapi era globalisai pendidikan yang kian maju yang didukung teknologi.

POLITIKUS PENGUASA
Politik berasal dari bhs Belanda "Politiek". Dan selusinan definisi mengenai politik, tentu dapat ditarik kesimpulan bahwa politik adalah harapan yang baik sesui dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat dan menghindari hal-hal yang baruk sebisa mungkin. Pada dasarnya politk itu baik. Politik yang baik dalam sebuah negara dan organisasi, jelas negara dan organisasi itu maju dan berkembang. Tetapi sebaliknya apabila politik itu rusak , maka bencana akan terjadi: Negara dan organisasi itu hancur dan rusak.

Maka seorang politikus seharusnya memahami secara mendalam dan komitmen melaksanakan nilai-nilai yang baik dalam bermasyarkat dan berorganisasi. Itulah politikus yang ulung dan diharapakan tampil sebagai pengusung nilai-nilai yang baik sebagai mata kunci kemajuan dan perkembangan organisasi. Namun, kenyataan itu sulit kita mendapatkan pioner seperti itu, justru mereka menggebu gebu bahkan menggunakan segala cara untuk berkuasa didalam sebuah organisasi, meski menggunakan teori-teori yang enak kedengaranya tapi pahit dirasakan.

Ketika Dr. Muiz Kabri masuk bergabung dalam DDI yang dianggap organisator dan menajer mampu mengembangkan DDI lebih maju dan berkembang melebihi kemampuan Anregurutta. Dan harapan itu bertahun-tahun ditunggu, namun DDI mengalami stagnisasi dan pengeroposan serta abrasi nilai-nilai ke-DDI-an semakin tidak jelas tujuanya sebagai lembaga sosial, da'wah dan pendidikan. Dan belakangan terungkap bahwa si Muiz ini ternyata sama sekali tidak ada latar belakang ke-DDI-anya, tidak pernah belajar di sekolah-sekolah DDI mana-pun, dia hanya petualang kesiangan yang haus kekuasaan.

Ungkapan Gurutta Prof. AGH Faried Wajedi, MA bahwa politikus tujuanya menguasai, bukan membina, maka inilah yang terjadi dalam jantung DDI. Berkuasa melupakan nilai-nilai moral dan adab, pasti melahirkan egoisme berpikir dan bertindak, yang ujung-ujungnya memiliki perasaaan yang lebih hebat dari yang lain. type politik semacam ini memupuk kebencian dan pengelompokan dalam sebuah wadah organasasi, yang tidak etis dalam wadah DDI yang memiliki tujuan yang luhur dalam menyebarkan Da'wah dan melahirkan generasi yang diharapkan Anregurutta.

Yang jelas, politikus tidak bisa berhati ulama dan ulama bisa berjiwa politikus. Oleh karena itu, harapan kita sebagai generasi DDI akan muncul pemimpim yang berhati ulama dan berjiwa politik. Semogaaaa.......amin 7x



No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

MyBukukuningLink

Bertukar link?



Copy kode di bawah masukan di blog anda, MyBukukuning akan segera linkback kembali. TRIMS!

Super-Bee

Popular Posts

BOOK FAIR ONLINE

Book Fair Online

Blog Archive

PENGOBATAN LANGSUNG DENGAN HERBAL ALAMI:

BURSA BUKU IAPDIKA: "KASIH SANG MERPATI" (Rp 25.000)

animated gifs
Info | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA

IAPDIKA GALERI:

animated gifs
Info: | KLIK: DI SINI | By IAPDIKA