Silaturrahim Akbar DDI di Kaltim Usaha Menghidupkan
Kembali Syi’ar DDI Yang Telah Pudar
Oleh: Dr H.M. Suaib Tahir
Para Guru Kami yang akan berkumpul di Samarinda, Insya Allah, satu minggu lagi, silaturrahim warga DDI akan diselenggarakan di
Samarinda, Kaltim. Menurut informasi bahwa acara ini akan dihadiri oleh para tokoh
dan ulama-ulama besar DDI, antara lain: Prof. AGH. Faried Wajedi, MA; Dr. AGH. M.A. Rusdy Ambo Dalle; Prof. Dr. Abdul
AGH. Abdur Rahim Arsyad, MA; Prof. Dr. AGH. Andi Syamsul Bahri Galigo, MA; Drs.
AGH. Lukmanul Hakim, Lc; Prof. Dr. AGH. Mappangganro; Drs. AGH. Abbas Remmang,
Lc; dan para kader IAPDIKA serta sejumlah tokoh DDI lainnya yang tidak bisa
saya sebutkan namanya satu persatu.
Pertemuan ini tentu cukup besar karena merupakan
pertemuan kedua pasca reuni di Kaballangang, Desember 2012 yang tidak terbatas
pada alumni kaballangang saja tapi bagi semua warga DDI. Sebagai seorang warga DDI, tentu saya bangga dan harus menyampaikan penghargaan
dan appresiasi yang setinggi-tingginya kepada keluarga besar DDI di Kaltim dan
kepada semua yang telah dan akan terlibat dalam pelaksanaan acara silaturrahim
ini.
Gagasan untuk menghimpun semua tokoh dan ulama DDI
dalam sebuah acara silaturrahim merupakan pemikiran cerdas dan spektakuler dalam
dua decade sejarah DDI di era modern ini. Oleh karena itu, saya berharap agar
pertemuan ini bukan saja sekedar ceremonial biasa. Akan tetapi akan memberikan
pencerahan baru bagi semua kader-kader DDI khususnya IAPDIKA akan pentingnya
menghidupkan kembali peran aktif DDI dalam pembangunan pendidikan, dakwah dan
sosial kemasyarakatan di seantoro negeri ini.
Untuk itu, ada beberapa hal yang menurut hemat kami
perlu menjadi bahan diskusi selama acara silaturrahim dimaksud yaitu sebagai
berikut:
- Pentingnya menghidupkan kembali spirit dan nilai-nilai murni Gurutta Ambo Dalle
Dedikasi dan keikhlasan Gurutta dalam memimpin DDI
sudah tidak disangsikan lagi oleh setiap orang karena itu Gurutta mampu membawa
bahtera DDI ke tujuannya. Sayangnya sepeninggal Gurutta tidak satupun yang
tampil dan berusaha menjadi pewaris Gurutta dalam segala hal. Karena itu,
kepemimpinan DDI perlu segera dirombak dan harus memilih orang-orang yang
memang dianggap memiliki kapasitas untuk itu, apakah dia dari putra biologis
atau putra ideologis yang diharapkan dapat menghidupkan kembali spirit dan nilai-nilai
murni Gurutta dalam memimpin DDI.
- Mengoptimalkan kembali triologi DDI
Selama dua decade terakhir, DDI sebagai sebuah
organisasi yang bergerak di dunia pendidikan, dakwah dan sosial, dapat
dikatakan hilang dari peredaran akibat munculnya berbagai organisasi dakwah di
tanah air yang tumbuh berkembang dalam masyarakat. Bahkan tidak sedikit warga
DDI yang tenggelam dalam arus pemikiran yang berbeda dengan sistim pemikiran ke-Islaman
yang telah dibangun oleh Gurutta. Ironisnya karena para tokoh-tokoh DDI tidak
menyadari fenomena dimaksud dan jsutru mereka asyik dalam singgasananya tanpa
membuat suatu program atau terobosan-terobosan untuk membendung hal tersebut.
Akibatnya , Islam sebagai sebuah agama kini dijual oleh kelompok tertentu yang
memang sudah tidak senang dengan kemajuan pendidikan Islam.
- Memotivasi kader DDI untuk konsisten pada triologi DDI
Suatu hal yang harus di sadari para tokoh dan ulama
DDI saat ini bahwa IAPDIKA adalah satu-satunya pergerakan yang diharapkan dapat
membangun DDI ke arah yang lebih baik sesuai dengan triologi DDI mengingat
kapasitas dan ketulusan serta kekompakan kelompok ini untuk membangu sebuah
sistem yang baru dalam tubuh DDI cukup handal. Karena itu, para tokoh dan ulama
harus menyadari bahwa IAPDIKA adalah sebuah asset yang diharapkan dapat
memajukan DDI ke depan bukan saja di level nasional tetapi juga di level
internasional. Karena itu, motivasi yang berkelanjutan dari para tokoh dan
ulama sangat dibutuhkan oleh IAPDIKA.
- Memanfaatkan ivestasi gurutta yang tenggelam
Terdapat investasi Gurutta yang selama ini tidak
dimanfaatkan bahkan sengaja dibuang dan ditelantarkan oleh Pengurus-Pengurus
DDI. Investasi ini bukanlah investasi materi akan tetapi investasi SDM yang jauh
sebelumnya telah disiapkan Gurutta untuk memimpin DDI dimasa yang akan datang.
Namun sayangnya ketika SDM ini berada di DDI justru tokoh-tookoh DDI
menempatkan mereka pada posisi yang sama sekali tidak layak bagi mereka bahkan
terkesan sebagai penghinaan/pembuangan. Bayangkan seorang Master of Art (MA)
Lulusan Syariah Cairo hanya di jadikan sebagai kepala sekolah Tsanawiyah
padahal kita bisa bayangkan bagaimana posisi S2 pada sekitar tahun 80-an. Lain
lagi di Pare-Pare seorang Phd yang ditunjuk Gurutta untuk memimpin suatu
fakultas justru diberhentikan kemudian dijadikan sebagai Dosen biasa dan
sejumlah fakta lainnya tentang investasi SDM Gurutta yang sengaja
ditenggelamkan oleh oknum-oknum tertentu di dalam DDI. Masalah ini perlu
menjadi perhatian pada tokoh dan ulama DDI dan membahasnya bagaimana kembali
memanfaatkan seluruh potensi yang ada ini.
Selain dari keempat hal di atas, saya yakin masih
terdapat berbagai masalah yang perlu dibahas bersama oleh tokoh-tokoh dan ulama
DDI dalam rangka memajukan DDI ke depan dan membersihkan DDI dan oknum-oknum
yang dianggap merusaka tatanan sebuah organisasi Islam yang berbasiskan dakwah,
pendidikan dan sosial.
Selamat bersilaturrahim dan semoga sukses.
Selamat bersilaturrahim dan semoga sukses.
No comments:
Post a Comment