Ode Buat Anregurutta Ambo Dalle
By: D. Zawawi Imron
Bayi itu lahir
Yang mekar kemudian tak sekedar riwayat
Tak sekedar sebutir meteor
Untuk sebuah malam
Tidak ! Ia telah jadi sejarah
Coba dengar apa yang dibisikkan,
Cahaya terhadap gelap: ‘Ia hadir untuk mengajar sujud,
Dan menerjemahkan wujud kepada langkah makrifat “.
Mangkoso saat itu, menjelang akhir ramadhan
Zikir berenang di samudera malam
Anregurutta memutar tasbih, dalam rindu yang bergetar lebih
Dalam bisik bisik suci itu
Langit dan bumi menjadi Satu
Jejak jejak pun memusat pada kalbu
Hasil menempuh ketabahan yang berlalu
Anregurutta Ambo Dalle : Maha Guru dari Bugis
Bagai kepompong yang berminggu minggu
Menahan haus dan lapar
Lalu kesungguhan tidak berdusta:
“ Mekarlah sayap kupu kupu, dengan keindahan warna
Yang kehadirannya tidak sia sia.”
Tapi ini bukan kisah kupu- kupu
Ini kenyataan seorang pembuat sejarah
Peletak pendiri pesantren
Di Bumi Sulawesi
Aku telah mengenal Gurutta
Tapi kali ini aku ingin memperkenalkan kembali
Kepada diriku
Agar aku lebih bisa menikmati
Sejarah yang ditulis Gurutta
Dengan zikir dan keringat yang mewarnai daun- daun lontara
Ia telah hadir
Untuk meninggalkan jejak tanpa telapak
Karena perjalanan hidupnya
Telah berjejak pada hati puluhan ribu santri
Yang kini bertebaran, pada sekian penjuru bumi
Gurutta tercinta !
Senyummu bukan hanya kukenang
Tapi semoga selalu mekar
Menjadi keindahan, dalam gairah hidup dan ketakwaan kami
Anregurutta Ambo Dalle : Maha Guru dari Bugis
Gurutta telah pergi
Tapi kami akan terus mengaji
Alif-ba-ta perjuanganmu
Yang selalu memantul pada paras matahari
Dan kami pun bersujud:
Laa ilaaha illallah, Muhammadar Rasulullah
Anregurutta Ambo Dalle telah tiada
Namun detak jantungnya masih disini
Berbisik di sela nafas dan desir darah kami
Kami berjuang merias bumi
Untuk keindahan hidup akhirat nanti
(sumenep 2009)
Tak sekedar sebutir meteor
Untuk sebuah malam
Tidak ! Ia telah jadi sejarah
Coba dengar apa yang dibisikkan,
Cahaya terhadap gelap: ‘Ia hadir untuk mengajar sujud,
Dan menerjemahkan wujud kepada langkah makrifat “.
Mangkoso saat itu, menjelang akhir ramadhan
Zikir berenang di samudera malam
Anregurutta memutar tasbih, dalam rindu yang bergetar lebih
Dalam bisik bisik suci itu
Langit dan bumi menjadi Satu
Jejak jejak pun memusat pada kalbu
Hasil menempuh ketabahan yang berlalu
Anregurutta Ambo Dalle : Maha Guru dari Bugis
Bagai kepompong yang berminggu minggu
Menahan haus dan lapar
Lalu kesungguhan tidak berdusta:
“ Mekarlah sayap kupu kupu, dengan keindahan warna
Yang kehadirannya tidak sia sia.”
Tapi ini bukan kisah kupu- kupu
Ini kenyataan seorang pembuat sejarah
Peletak pendiri pesantren
Di Bumi Sulawesi
Aku telah mengenal Gurutta
Tapi kali ini aku ingin memperkenalkan kembali
Kepada diriku
Agar aku lebih bisa menikmati
Sejarah yang ditulis Gurutta
Dengan zikir dan keringat yang mewarnai daun- daun lontara
Ia telah hadir
Untuk meninggalkan jejak tanpa telapak
Karena perjalanan hidupnya
Telah berjejak pada hati puluhan ribu santri
Yang kini bertebaran, pada sekian penjuru bumi
Gurutta tercinta !
Senyummu bukan hanya kukenang
Tapi semoga selalu mekar
Menjadi keindahan, dalam gairah hidup dan ketakwaan kami
Anregurutta Ambo Dalle : Maha Guru dari Bugis
Gurutta telah pergi
Tapi kami akan terus mengaji
Alif-ba-ta perjuanganmu
Yang selalu memantul pada paras matahari
Dan kami pun bersujud:
Laa ilaaha illallah, Muhammadar Rasulullah
Anregurutta Ambo Dalle telah tiada
Namun detak jantungnya masih disini
Berbisik di sela nafas dan desir darah kami
Kami berjuang merias bumi
Untuk keindahan hidup akhirat nanti
(sumenep 2009)
No comments:
Post a Comment