KUNCI KESINAMBUNGAN
BARAKKA
Oleh: Muntaha Ddi
Almukarram
GURUTTA KH. ABD.RAHMAN AMBO DALLE, adalah sumber ilmu, yang melahirkan Ulama
dan Cendikiawan Muslim. Alumni dan para simpatisan tidak lepas dari Barakka
Gurutta dengan kondisi dan pemahaman yang berbeda-beda tentang Pembuktian
Barakka itu sendiri, tergantung dari persepsi Individunya tentang pembuktian
Barakka yang dialami masing-masing.
Oleh karenanya berangkat dari hal tersebut di atas, supaya Barakka itu berkesinambungan bukan Barakka sesaat, hal ini sangat dipengaruhi sejauhmana individu tersebut tentang loyalitas, didikasi dalam kontribusinya membangun DDI secara berkesinambungan juga, dengan tidak memandang Status Sosial , apakah mereka Pegawai Negeri, Karyawan Swasta, atau Pelaku Usaha dengan jabatan yang berbeda-beda, ada yang Pimpinan Perusahaan, Pimpinan/Kepala pada Instansi pemerintah/swasta, Pimpinan pondok/yayasan, guru, honorer, mahasiswa, atau masyarakat biasa dan lain-lain.
Oleh karenanya berangkat dari hal tersebut di atas, supaya Barakka itu berkesinambungan bukan Barakka sesaat, hal ini sangat dipengaruhi sejauhmana individu tersebut tentang loyalitas, didikasi dalam kontribusinya membangun DDI secara berkesinambungan juga, dengan tidak memandang Status Sosial , apakah mereka Pegawai Negeri, Karyawan Swasta, atau Pelaku Usaha dengan jabatan yang berbeda-beda, ada yang Pimpinan Perusahaan, Pimpinan/Kepala pada Instansi pemerintah/swasta, Pimpinan pondok/yayasan, guru, honorer, mahasiswa, atau masyarakat biasa dan lain-lain.
Semua elemen masyarakat di atas mempunyai peluang dan sekempatan untuk mengembangkan DDI, mulai dari Pusat sampai ke daerah, dengan tetap satu komitmen dan prinsip sesuai amanah Gurutta “ANUKKU ANUNNA DDI, ANUNNA DDI TANIA ANUKKU”. Hal inilah yang perlu diperjuangkan, diwariskan dan dilestarikan semua komponen Masyarakat dan Warga DDI, sampai akhir hayat.
Namun, ketika amanah Gurutta ini bergeser dari nilai yang sebenarnya (sudah ada unsur kepentingan pribadi) dengan usaha memiliki DDI untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu, dan sudah menjadikan “ANUNNA DDI ANUKKU, ANUKKU TANIA ANUNNA DDI” Naudzubillah min Dzalik. Hal ini yang perlu diluruskan, dipangkas, diwaspadai, dan bahkan kalau sudah mengancam kepada kesatuan dan persatuan DDI untuk DDI satu, jadi tidak ada alasan lagi tidak diberantas dan dipangkas jaringan semacam ini, karena sangat mempengaruhi tatanan DDI, dan sudah melanggar dari AD/ART Darud Dakwah Wal Irsyad.
Dengan demikian, dihimbau kepada seluruh komponen masyarakat dan Warga DDI, dan seluruh Badan Otonomi DDI, kalau sudah terjadi kondisi di atas pada aline ke empat, segera merapatkan barisan, bersatu dalam mempertahankan dan mengembalikan amanah Gurutta, dengan tetap memperhatikan nilai-nilai demokrasi dan nilai-nilai dalam berorganisasi. Dan jangan pernah diinterpensi, sehingga hak kebebasan dirampas karena pengaruh kepentingan, baik kepentingan pribadi maupun kepentingan tertentu, dengan tidak memperhatikan lagi nilai dan tujuan Gurutta, sebagaimana yang dimaksud pada Alinea ke tiga.
IAPDIKA adalah wadah untuk mewujudkan maksud Aline ke Tiga, dan IAPDIKA adalah pilihan menyatukan kekuatan melawan dan memberantas kegiatan sebagaimana yang dimaksud pada Alinie ke Empat.
Demikian dulu dari kami, mudah-mudahan tulisa yang sangat sederhana ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin……..
No comments:
Post a Comment