KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA IAPDIKA
(JANGKA
PENDEK/MENENGAH DAN JANGKA PANJANG)
DISUSUN OLEH IAPDIKA
MUKADDIMAH
Dakwah Islam yang pernah dipelopori
oleh Yang Mulia Al Marhum Anregurutta KH. Abdul Rahman Ambo Dalle selama kurang
lebih satu abad melalui pendekatan pendidikan Madrasah dan Pesantren serta Dakwah
Bil Hal, harus terus berjalan mengimbangi perkembangan zaman dan ilmu
pengetahuan dalam rangka mewujudkan baldatun tayyiba wa rabbon gafur.
Dakwah dan pendidikan ini menjadi tanggung jawab generasi pelanjut Anregurutta
khususnya mereka yang telah menimbah ilmu agama di DDI.
Dalam melanjutkan Dakwan dan
Pendidikan agama yang pernah dikembangkan oleh Anregurutta KH. Abdul Rahman
Ambo Dalle tetap harus didasarkan pada prinsip-prinsip dakwah yang pernah diaplikasikan
Anreguttuta yang moderat, fleksibel dengan tetap memperhatikan nilai-nilai dan karakteristik
I’tiqad Ahlussannah Wal Jamaah yang merupakan landasan utama Anregurutta
dalam berdakwah selama hidupnya. Setiap individu yang terlibat dalam upaya memajukan
pendidikan dan dakwah Islam melalui organisasi DDI dituntut untuk melestarikan
dan mengaplikasikan dasar-dasar pemikiran Ahlussunnah wal jamaah yang
menjadikan Alqur’an, sunnah, qiyas dan ijma sebagai sumber hukum dalam
menetapkan setiap kebijakan dan keputusan baik yang bersifat organisasi maupun
yang bersifat kemasyarakatan.
Mengingat dan memperhatikan
perkembangan DDI dari waktu ke waktu mulai menunjukkan kejumudan maka dianggap
perlu untuk melakukan perbaikan dan reformasi di tubuh organisasi DDI baik yang
bersifat kelembagaan, keadministarisan, pendidikan, dan kemasyarakatan yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan menuju perbaikan DDI
khususnya di Kaballangang.
Untuk mencapai sasaran dan
tujuan dimaksud IAPDIKA menyusun sebuah kerangka acuan serta rencana aksi yang
dapat memberikan gambaran kepada setiap anggota atau pemangku kebijakan di
IAPDIKA dalam rangka mewujudkan sasaran dan harapan alumni yang terdiri dari
mukaddiman, latar belakang, tujuan, implementasi program IAPDIKA, suksesi
Muktamar 2014, Pembentukan Univeristas KH. Abdul Rahman Ambo Dalle dan Pembentukan
Ambo Dalle Center serta inventarisasi asset DDI.
A. LATAR BELAKANG
Sejak Anregurutta K.H. Abdul
Rahman Ambo Dalle meninggal dunia pada tahun 1996, perjalanan DDI di kemudian
hari mengalami permasalahan yang sulit dibenahi dan nyaris tenggelam bahkan
hilang dari peredaran. Permasalahan tersebut telah memberikan dampak negatif
terhadap DDI yang telah dibangun oleh Gurutta dengan penuh pengorbanan.
Sementara lembaga pendidikan lainnya yang usianya masih seumur jagung tumbuh
berkembang dan pesat di tengah-tengah alumni DDI. Demikian pula dai-dai terus
bermunculan yang nota benenya bukan berasal dari lembaga dakwah yang pernah
dibangun oleh Anregurutta dan tidak memiliki kemampuan dan kwalitas pendidikan
agama sebagaimana yang dimiliki kader-kader dai dan ustaz yang berasal dari
DDI. Akibatnya muncul pemahaman masyarakat terhadap agama yang semakin dangkal
sehingga menimbulkan phenomena baru di masyarakat yang cenderung membawa kepada
fanatisme, ekstrimisme dan lain-lain sehingga bukan saja meresakan masyarakat
akan tetapi juga telah merusak citra Islam yang sebenarnya. Terdapat beberapa
hal yang mengakibatkan merosotnya popularitas DDI secara umum dan Ponpes DDI
Kaballangang secara khusus antara lain sebagai berikut:
- Terjadinya pergeseran kepemimpinan di tubuh DDI dari kaum ulama ke cendekiawan dan akademis yang lebih berorientasi popularitas dan kekuasaan serta kepentingan dan meninggalkan nilai-nilai dan tujuan dasar serta prinsip DDI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah;
- Minimnya perhatian terhadap pengembanan kwalitas pendidikan dan dakwah di pusat-pusat pendidikan dan dakwah di lingkungan DDI serta minimnya perhatian untuk meningkatkan kapabilitas lembaga dalam rangka mengimbangi perkembangan zaman dan teknologi;
- Maraknya kegiatan pendidikan dan dakwah di kalangan ummat Islam baik yag dikelola secara pribadi maupun yang dikelola secara institusi;
- Tidak adanya tersedianya peluang bagi alumni-alumni DDI untuk megembangkan almamaternya dan mendukung serta membantu mencarikan solusi terhadap semua masalah yang dihadapi organisasi;
- Hilangnya saling kepercayaan antara semua kader-kader DDI khususnya di tingkat tinggi dan tidak adanya upaya untuk membentuk komunitas DDI yang harmonis dan langgen.
Berangkat dari latar belakang di
atas, maka alumni DDI Kaballangan dan turunannya menyadari sepenuhnya tentang pentingnya
mengembalikan reputasi dan kwalitas pendidikan dan dakwah di lingkungan DDI
sebagaimana ketika Anregurutta masih hidup dengan membentuk suatu
organisasi atau ikatan guna mengerahkan seluruh upaya dan
potensi yang dimiliki untuk mengembalikan popularitas dan kwalitas DDI dengan
menyusun Kerangka Acuan Kerja sebagai road
map dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
B. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan pengembangan sistim
pendidikan dan dakwah di lingkungan DDI khususnya Ponpes DDI Kaballangang
selain untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, juga dimaksudkan untuk
menciptakan pelajar, santri dan mahasiswa yang memiliki konpetensi sebagai pendidik,
dai, cendikiawan, akademis, usahawan dan politikus yang memiliki keimanan dan
ketaqwaan terhadap Allah Swt dalam menjalankan tugas dan misi masing-masing
demi kejayaan, bangsa, masyarakat, negara dan agama dan DDI pada khususnya. Tujuan
pengembangan dan perbaikan ini juga dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang
kondusif dalam tubuh DDI secara kelembagan dan keadministrasian yang dibangun
atas keterbukaan, musyawarah dan tranparansi. Oleh karena itu, terdapat 4 (empat) tujuan dan sasaran utama pengembangan DDI dan Ponpes
Kaballangang yaitu sebagai berikut:
Pertama: Menjadi Pewaris Nabi dan Penerus Anregurutta
Sasaran
utama dalam upaya memperbaiki dan mereformasi sistem keadministrasian,
pendidikan dan keorganisasian DDI dan Ponpes Kabalangang sebagai salah satu
permata anregurutta adalah membentuk insan-insan ulama sebagai Pewaris Nabi dan
penerus anregurutta yang berakhlak mulia dan berdedikasi tinggi terhadap dakwah
Islam dan pendidikan agama melalui DDI. Sebagaimana firman Allah SWT:
إنما يخشى الله من عباده العلماءArtinya: “Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah hanyalah hamba-Nya yang ulama” (QS: ....: ...)
Nabi bersabda:
العلماء ورثة الأنبياءArtinya: “Para ulama adalah pewaris nabi” (Hadits)
Kedua: Menjadi Rahmatan Lil-Alamin
Sasaran
kedua yang ingin dicapai atas upaya perbaikan ini adalah mewujudkan insan-insan
yang memiliki karakteristik Rahmatan Lil Alamin sebagai manisfestasi
dari tujuan utama kenabian Muhammad Saw. Eksistensi Ponpes DDI Kaballangan harus
menjadi rahmat bagi semua orang dengan mengupayakan seluruh alumni DDI
Kaballangan memiliki pengetahuan yang luas tentang keIslaman sehingga tidak
fanatic dalam membentuk masyarakat atau dalam menyampaikan dakwah Islam. Selain itu
peserta didik harus memiliki kemampuan dalam bahasa Arab sebagai basic
penguasaan literatur agama Islam, sehingga mereka mampu mendalami ajaran Islam
dari sumber aslinya; bahasa asing (Inggris) sebagai bahasa dakwah dan
komunikasi, karena diharapkan
para santri DDI mempunyai kemampuan berdakwah di dunia international; dan
IPTEK/IT sebagai pengembangan diri dan media sosialisasi yang sangat luas tanpa
batas, sehingga diharapkan santri DDI mampu mengconter semua tuduhan-tuduhan yang
tidak bertanggung jawab terhadap Islam dan nabi yang tersebar di dunia maya.
فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ (١٢٢)Artinya: “mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS: 009: 122)
Ketiga: Menjadi Pemimpin Masa Depan (Passelle Pasau)
Meningkatkan kualifikasi yang tinggi kepada para santri
DDI, yang menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan dasar (IPTEK/IT), dan
pengembangan diri lainnya; kompeten, berdidikasi tinggi, amanah, dan tanggung
jawab, sehingga para kader DDI mempunyai karakter kepemimpinan yang tangguh
untuk meneruskan regenerasi berkesinambungan ditubuh organisasi DDI khususnya
dan pemimpin bangsa pada umumnya.
قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ (١٢٤)Artinya: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu pemimpin bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak meliputi orang yang zalim”. (QS: 002: 124)
Keempat, Menjadi Khalifah di Muka Bumi
Tujuan keempat dari upaya perbaikan ini adalah untuk
menciptakan insan-insan yang memiliki karakteristik sebagai khalifa di
muka bumi ini. Untuk
menciptakan insan-insan yang memiliki karakteristik tersebut diatas, diperlukan
sistim pendidikan
yang comprehensive dengan memperhatikan kemampuan masing-masing santri kemudian
membekali seluruh pendukung yang dapat membantu untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan yang dimiliki sehingga mereka dapat menjadi pemimpin-pemimpin yang
handal, berkualitas dan memiliki tanggung jawab pribadi dan masyarakat serta
lingkungan di sekitarnya. Firman Allah:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ الأرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (١٦٥)Artinya: “dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: 006:165).
Dari keempat tujuan dan sasaran utama diatas, maka
IAPDIKA menyusun suatu Rencana Aksi sebagai bagian dari Kerangka Acuan dan
pedoman yang harus diikuti IAPDIKA dalam menjalankan tugas dan misinya yang
meliputi Jangka Pendek/Menengah dan Jangka Panjang yang dianggap akan mampu memajukan DDI ke
depan dan Ponpes DDI Kaballangang.
C. RENCANA AKSI
Rencana Aksi merupakan
implementasi dan realisasi dari tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh
IAPDIKA dalam rangka memajukan DDI dan Ponpes Kaballangang yang terdiri dari Program Jangka Pendek/Menengah
dan Program Jangka Panjang sebagai berikut:
I. PROGRAM JANGKA PENDEK/MENENGAH
Program Jangka Pendek/Menengah
meliputi:
IMPLEMENTASI
PROGRAM KERJA IAPDIKA
Berdasarkan
Hasil Raker Perdana IAPDIKA yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26-27
Januari 2013 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta telah disepakati Program Kerja IAPDIKA yang
dibagi ke dalam beberapa seksi. Masing-masing Seksi memiliki tugas yang harus dijalankan sesuai dengan jadwal
waktu sebagaimana tertuang dalam matrix lampiran. Adapun program tersebut sebagai
berikut:
Departemen
Keorganisasian & Statistik
- Membentuk Pengurus Wilayah IAPDIKA
- Mendata dan mengupdate data Alumni IAPDIKA
- Membuat KTA
- Membangun website IAPDIKA
- Membuat Bendera dan Mars IAPDIKA
- Mengupayakan Jacket Khusus bagi anggota IAPDIKA
Deprtemen Pendidikan &
Dakwah
- Mempersiapkan Jadwal Waktu Deklarasi IAPDIKA dan Seminar Nasional di Makassar
- Menyelenggarakan Diklat atau Pelatihan Dai
- Menyelenggarakan Haul Gurutta
- Menyelenggarakan Pelatihan Baca Kitab Kuning dan Pengajian
Departemen Keuangan
- Mengkoordinir Iuran Anggota Setiap Bulan
- Mencari donor yang tidak mengikat
- Menggalang dana untuk pengadaan Sekretariat IAPDIKA di Jakarta
- Mengadakan Rekening Khusus IAPDIKA
Departemen Pengembaangan Usaha
& SDM
- Menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan, Management dan UKM
- Membangun Kemitraan Usaha Anggota dengan Pengusaha lain
- Menyediakan informasi tentang peluang usaha bagi setiap anggota yang berminat
- Membantu anggota untuk mengembangkan usaha yang dimiliki
Departemen Advokasi dan HAM
- Menotariskan IAPDIKA
- Mengurus Pengesahan dan Legalisasi IAPDIKA di Kemenkum HAM
- Kesbangpol Jakarta
Departemen Hubungan Luar Negeri
- Memfasilitasi Alumni untuk melanjutkan studi di luar negeri
- Mengupayakan perolehan beasiswa dari berbagai Universitas asing bagi IAPDIKA
- Memperkenalkan IAPDIKA ke Lembaga-Lembaga LSM asing
- Mengupayakan bantuan asing untuk IAPDIKA
II. RESTRUKTRISASI PONPES DDI KABALLANGANG
Salah satu tujuan utama
pembentukan IAPDIKA adalah untuk melakukan pembenahan di Ponpes DDI
Kaballangang yang dianggap telah jauh ketinggalan dibanding dengan Pesantren
lainnya. Pembenahan ini hanya akan bisa dilakukan melalui restrukturisasi
Ponpes DDI Kaballangang yang meliputi seluruh elemen penting dalam sebuah
Pesantren yaitu sebagai berikut:
a. Pimpinan Pondok
Pimpinan
Pondok Pesanteren merupakan sesuatu yang sangat vital, karena pimpinan memiliki
peran penting dalam menentukan jalannya pengembangan fisik dan kwalitas
pendidikan dan menjadi pengayong dan tauladan baik di lingkungan Pesantren maupun
di tengah-tengah masyarakt. Pimpinan Pondok akan dapat memajukan Pesantren jika
memiliki visi dan misi ke depan dalam mengembangkan pendidikan dan dakwah. Oleh
karena itu, memilih atau mengangkat atau menunjuk salah seorang pimpinan pondok
harus didasarkan pada kriteria tertentu yang diharapkan dapat mengemban amanah yang
telah dipercayakan kepadanya. Beberapa Kriteria yang harus menjadi patokan
dalam menentukan Pimpinan Pondok adalah sebagai berikut:
- Berakhlak mulia.
Akhlak
yang mulia bukan saja terbatas pada tingkah laku dan sopan santun dalam
berkomuniasi atau bermasyarakat akan tetapi lebih dari itu adalah memiliki
kepribadian yang kokoh, tegas, sabar, jujur, adil, berdedikasi dan bijaksana serta
tidak mudah terpengaruh atas godaan yang bersifat tahta maupun materi.
Akhlak yang mulia sangat penting karena jika seorang pimpinan tidak memiliki
sifat ini maka dengan mudah diombang ambing dengan berbagai godaan dan dengan
mudah akan dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat atau pribadi. Akibatnya,
pimpinan pondok tidak akan memiliki kepribadian dan ketegasan dalam mengemban
misi yang telah diamanatkan.
- Sebagai seorang Ulama
Seorang
Pimpinan Pondok mutlak memiliki ilmu-ilmu syariah dan berbagai kelengkapan dan
turunannya karena ia merupakan referensi utama dalam bidang bidang keagamaan
dan kemasyarakatan dan menunjukkakn sifat-sifat yang mencerminkan sebagai seorang
ulama seperti wara, tawadhu, ihklas, taqwa,istiqomah dan menjadi tauladan bagi
masyarakat dan santri.
- Jujur dan Kapabel
Jujur saja tidak cukup
maka seorang pemimpin dituntut kapabel dan mempunyai kompetensi yang sangat
tinggi untuk memangku sebuah jabatan publik dan amanah Tuhan. Kedua sifat
inilah yang dimiliki oleh Yusuf as sehingga sukses memimpin kementerian Fir’aun
di masanya, seperti dikisahkan al-Quran: “Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku
bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang kapabel
menjaga, lagi berpengetahuan” (QS: 012: 55).
Kapabel adalah cakap
menjaga semua kepercayaan; dan berpengetahuan adalah berkompeten untuk memenage
segala tanggung jawab besar. Oleh karena
itu dibutuhkan untuk mencari figur yang jujur dan kapabel melalui beberapa hal:
Kompetensi dan Proper Test: Maka barangsiapa yang memangku jabatan dengan cara
kekuatan, pemaksaan, penggeseran, penyogokan,
karir mutlak, atau memanipulasi suara publik melalui pemilihan umum yang
curang, dan cara-cara lain serupa, maka ia bukan pemimpin yang adil. Dan bukan
kreteria pemerintah yang harus dipatuhi, serta wajib dilengserkan dengan
kehendak rakyat.
Contoh pemimpin umat
yang memenuhi dua standard di atas (jujur dan kapabel), adalah khalifah pertama
nabi yaitu Abu Bakar as-Shiddiq ra, tercermin dari pidato pengukuhannya
mengatakan: “Wahai sekalian manusia, kalian telah memilih saya memempin umat
ini dan saya bukanlah yang terbaik dari kalian,,,”. Pemimpin tidak memuji diri
dan kampanye bohong, maka barangsiapa mengkampanyekan dirinya mengaku terbaik,
ia bukan seorang pemimpin yang bertanggung jawab, hanya mengobral janji saja
dan tidak menepatinya.
Cakap Administrasi dan Personal Management: Tidak sembarang menyerahkan jabatan dan wewenang
pembantu, bagaimana pun situasinya, kecuali kepada orang-orang yang jujur dan
ahli dibidangnya, bukan karena hubungan kekerabatan, atau partai, atau
golongan. Nabi SAW telah memperingatkan hal ini dalam sebuah hadits shahih dari
Ibn Abbas ra, nabi bersabda: “Barangsiapa yang mengangkat seseorang dari suatu
kelompok tertentu, sedangkan ada orang lain yang lebih layak memangku jabatan
itu maka sungguh ia telah mengkhianati Allah, rasul-nya, dan telah menipu
orang-orang yang beriman”.
Bersih dari KKN: Seorang
pejabat publik tidak mempergunakan kedudukannya untuk mengkorupsi kekayaan organisasi
demi kepentingan dirinya sendiri, atau pendukungnya, atau partai politiknya,
atau membangun kekuasaannya.
- Adil dan Sabar
Seorang pemimpin harus
adil dan sabar menyelenggarakan hak-hak dan kewajiban orang, kuasa membalaskan
kezaliman atas pelaku zalim, memberikan perlindungan hukum kepada orang yang
tertindas, dan memberikan dukungan kepada orang lemah serta mensuppor mereka
melawan kezaliman tanpa harus mengalah mempasrahkan diri di atas penindasan.
- Tegas Melaksanakan Undang-Undang dan Hukum
Seorang pemimpin mampu
meletakkan semua orang di depan undang-undang dan hukum sama-sama, tidak
memberikan keistimewaan kepada orang atau golongan tertentu bagaimana pun
kedudukannya. Dan tidak membeda-bedakan antara orang perorang dalam
melaksanakan proses hukum.
Adalah merupakan awal
kehacuran suatu negeri dan kebobrokan penduduknya, apabila penguasa dan
orang-orang terdekatnya merasa kebal hukum, mereka menganggap bahwa hukuman
tidak akan menyentuh mereka kecuali hanya kepada rakyat kecil saja. Hal ini
sudah diperingatkan oleh Allah dalam al-Quran:
Artinya: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS: ...: 16).
Rasulullah SAW
bersabda: “Bahwasanya kehancuran bangsa-bangsa sebelum kamu adalah apabila
tindakan korupsi dilakukan oleh pejabat mereka mengabaikannya, tetapi apabila
orang lemah mencuri mereka mempidanakannya. Dan saya sendainya Fatimah putri
Muhammad mencuri sungguh saya aka memotong tangannya”.
- Loyalitas
Loyalitas
merupakan kriteria utama yang mutlak dimiliki oleh seorang Pimpinan Pondok
karena jika tidak memiliki loyalitas maka tidak akan menjalankan tugas dan
amanah sebagaimana yang diharapkan sehingga pada gilirannya akan menelantarkan
pesantren dan tugas-tugas yang harus diemban. Karena itu, pimpinan pondok harus
berasal dari kader-kader DDI yang memiliki integritas tinggi dalam melanjutkan
misi dan visi DDI.
- Disiplin
Kedisiplinan
merupakan unsur penting dalam mencapai sasaran yang diinginkan dan unsur ini
sangat erat kaitannya dengan loyalitas. Tanpa kedisiplinan maka seluruh
kegiatan yang telah direncanakan dan program yang telah ditetapkan di pesantren
tidak akan berjalan sebagaimana mestinya dan pada gilirannya akan menimbulkan
kekacauan dan kejenuhan di kalangan santri sehingga lambat laun akan merusak
citra Pesantren.
- Progresip
Jiwa
progresip sangat penting bagi seorang pimpinan pondok karena dengan jiwa
tersebut maka selalu berusaha mengembangkan pesantren yang dibina melalui
berbagai kegiatan dan program kerja. Jika seorang pimpinan tidak memiliki jiwa
progresif maka pesantren akan berjalan di tempat dan pada waktunya pesantren
tidak akan mengalami kemajuan sampai kapanpun.
- Berdedikasi
Jiwa
relah berkorban merupakan salah satu prasyarat yang mutlak dimiliki oleh
seorang pimpinan dalam mengembangkan dan meningkatkan kwalitas Pesantren. Tanpa
ada keinginan untuk berkorban maka sulit bagi pimpinan untuk mengembangkan atau
memperbaiki atau memajukan pesantren yang sedang dipimpinnya.
Berakhlak
mulia, sebagai seorang ulama, loyalitas, disiplin, progresif dan berdedikasi
merupakan ciri-ciri utama yang telah ditunjukkan oleh Gurutta selama memimpin
DDI mulai dari Mangkoso kemudian Ujung Baru dan Ujung Lare hingga ke
Kaballangan sehingga Gurutta telah berhasil memimpin DDI dan beberapa
pesantrennya .
b. Sistim Belajar dan Mengajar
Sistim
belajar dan mengajar merupakan salah satu perhatian utama dalam upaya
memperbaiki dan mengembangkan Ponpes DDI Kaballangang karena proses belajar dan
mengajar sangat menentukan masa depan Ponpes sehingga hal ini perlu mendapat
perhatian utama.
Sistim
belajar yang pernah dilakukan oleh Anregurutta selama di Kaballangang perlu
dihidupkan kembali karena sistim dimaksud menjadi salah satu ciri khas
pesantren dan merupakan intisari sebuah pesantren. Kitab-kitab yang menjadi
kitab utama yang dipelajari setiap malam atau subuh perlu dibangkitkan kembali
bahkan kalau perlu ditambah dengan buku buku lain yang diperkirakan akan
menjadi kebutuhan masyarakat atau pemerintah seperti hukum-hukum ekonomi dan
lain-lain sebagainya.
Dalam
melakukan perubahan sistim pendidikan di Ponpes DDI Kaballangang, maka kurikulum
yang ada sekarang ini mutlak harus ditinjau kembali dengan mengoptimalkan
kurikulum yang akan datang lebih komprehensip sehingga setiap lulusan Ponpes
bukan saja bisa melanjutkan studi di Universitas DDI atau Universitas Islam
akan tetapi juga dapat melanjutkan studi ke Universitas lainnya seperti UNHAS
dan lain-lain.
c. Tenaga Pengajar
Tenaga
Pengajar merupakan unsur penting dalam Pesantren karena seorang pimpinan tidak
akan mampu menangani pengajaran secara sendiri akan tetapi harus dibantu oleh
sejumlah tenaga-tenaga pengajar yang handal,berkualitas dan professional. Tenaga
Pengajar yang dimaksud di sini adalah mereka yang memiliki kapasitas untuk
mengajarkan seluruh cabang ilmu-ilmu syariah dan kelengkapannya yang dibantu
oleh beberapa tenaga pengajar junior baik yang direkrut dalam Pesantren maupun
yang direkrut dari luar Pesantren. Tenaga Pengajar ini merupakan wakil-wakil
pimpinan jika pimpinan tidak berada di tempat.
Untuk
menciptakan tenaga pengajar yang handal khususnya dari kalangan yang direkrut
dari dalam Pesantren atau luar Pesantren, maka wakil-wakil Pimpinan Pondok
memberikan pengajaran setiap saat sesuai dengan materi materi yang diajarkan.
Selain tenaga pengajar yang memiliki pengetahuan syariah juga dibutuhakn tenaga
pengajar yang memiliki pengetahuan di bidang kumputer, ilmu-ilmu sosial,
ekonomi, politik, management dan ilmu-ilmu lainnya yang disesuaikan dengan
kurikulum yang ada.
d. Hubungan Masyarakat
Hubungan
masyarakat bukan saja terbatas pada masyarakat dalam lingkup kecil akan tetapi
yang dimaksud hubungan masyarakat di sini adalah selain hubungan dengan
masyarakat sekitar Pesantren atau para pendukung pesantren juga kepada para
pengusaha dan pejabat pemerintah. Peran Hubungan masyarakat selain untuk
mempromosikan pesantren juga untuk mencari berbagai solusi dalam meningkatkan
sumber penghasilan pesantren dengan memfokuskan perhatian pada lembaga-lembaga
sosial dan masyarakat baik di dalam negeri maupun di luar negeri .
e. Administrasi Keuangan dan Perlengkapan
Keuangan
Keuangan
merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang suksesnya upaya untuk
mengembangkan Ponpes DDI Kaballangang karena tanpa ada keuangan maka sulit
untuk merealisasikan seluruh program yang diinginkan. Jika Gurutta dulu
memiliki sumber keuangan dari berbagai pihak, maka satu-satunya sumber yang
diharapkan sekarang adalah sumbangan dari seluruh anggota IAPDIKA dan
pembayaran santri serta sumbangan dari LSM-LSM asing atau SLM Lokal yang
bergerak di bidang pendidikan dan dakwah.
Perlengkapan
Perlengkapan
tidak kalah pentingnya dengan keuangan karena perlengkapan di sini bukan saja
perlengkapan sekolah atau asrama atau mesjid tetapi meliputi perlengkapan dan
sarana kebutuhan seluruh tenaga tenaga pengajar dalam Ponpes seperti kendaraan
umum bagi Pesantren, kendaraan khusus bagi pimpinan, alat alat komunikasi, alat
tulis menulis dan perangkat lainnya seperti jaringan internet dan lain-lain.
III. SUKSESI MUKTAMAR DDI 2014
Salah
satu upaya untuk mencapai sasaran dan tujuan perbaikan dan pengembangan DDI dan
Ponpes Kaballangang secara khusus adalah berpartisipasi aktif dalam pesta
demokrasi yang diselenggarakan oleh DDI setiap empat tahun yaitu Muktamar DDI
tahun 2014. Tanpa keterlibatan IAPDIKA dalam Muktamar 2014 maka sulit untuk
melakukan beberapa program yang telah dicanangkan. Oleh karena itu Muktamar
2014 merupakan momentum yang paling berharga yang harus dimanfaatkan oleh
seluruh elemen IAPDIKA dalam upaya perubahan struktur organisasi dan peralihan
kepemimpinan dari kaum akademis dan politikus ke kepangkuan para ulama atau
pewaris Anregurutta dari putra biologis dan
ideologis.
Berdasarkan
kesepakatan Rapat Kerja IAPDIKA pada tanggal 26-27 Januari 2013 di Jakarta yang
juga dihadiri oleh putra Gurutta Bapak KH. Dr. HM. Ali Rusydi Ambo Dalle telah
disepakati untuk mengusung tiga putra Gurutta yang terdiri dari putra biologis
dan ideologis yaitu, KH. Dr. HM. Ali
Rusydi Ambo Dalle, Prof. KH. Dr. Abdul Rahim Arsyad MA dan Prof. KH. Dr.
Syamsul Bahri Andi Galigo untuk duduk dalam pucuk kepemimpinan menggantikan
Majlis A’la, Pengurus Besar dan Sekjen DDI yang telah menduduki posisi tersebut
selama setengah abad.
Selain
memutuskan untuk mengusung putra biologis dan ideologis Gurutta untuk bertarung
memperebutkan kepemimpin dalam tubuh DDI. Raker di Jakarta juga menyepakati beberapa
langkah yang akan dilakukan oleh seluruh komponen IAPDIKA baik di tingkat Pusat
maupun yang ada di tingkat Wilayah dengan perincian tugas sebagai berikut:
- Melakukan penggalangan di setiap cabang dan ranting DDI yang memiliki hak suara pada Muktamar DDI tahun 2014.
- Mempromosikan putra-putra biologis dan idiologis Gurutta sebelum Muktamar dan pada saat Muktamar baik di tingkat Pusat maupun di tingkat wilayah dengan menggalang dukungan dari semua lembaga-lembaga DDI yang dianggap mendukung perubahan di lingkungan DDI.
- Memperkenalkan putra-putra biologis dan idiologis Gurutta kepada warga DDI dimanapun berada melalui sosialisasi program perbaikan DDI dan Ponpes Kaballangang serta cabang dan ranting DDI.
- Memanfaatkan seluruh saluran informasi baik elektronik maupun cetak untuk mempromosikan putra-putra bilogis dan idiologis Gurutta untuk tampil sebagai pemimpin DDI.
- Melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh dan simpatisan DDI yang dianggap berpengaruh di tingkat Pusat dan wilayah untuk dapat mendukung pencalonan putra-putra biologis dan idiologis dalam Muktamar DDI tahun 2014.
- Mengupayakan dana promosi putra-putra biologis dan idiologis Gurutta untuk maju dalam pertarungan untuk memperoleh kemenangan pada Muktamar DDI.
- Mengintensifkan kunjungan ke cabang dan ranting DDI di seluruh Indonesia untuk mempromosikan putra biologis dan idiologis Gurutta.
IV. PEMBENTUKAN UNIVERSITAS KH ABDUL RAHMAN AMBO DALLE
Pembentukan
Universitas KH Abdul Rahman Ambo Dalle di Kalimantan Timur merupakan salah satu
program utama IAPDIKA yang mutlak terwujud mengingat selama ini belum ada
Universitas yang mengatasnamakan Nama Anregurutta Abdul Rahman Ambo Dalle.
Pemilihan
Kalimantan Timur sebagai tempat berdirinya Universitas dimaksud selain didasarkan
atas letak geografis Kalimantan Timur di Indonesia Timur yang cukup strategis juga
didasarkan atas peran aktif warga Kalimantan Timur selama ini dalam pengembangan
pendidikan dan dakwah DDI sepanjang sejarah berdirinya DDI.
Untuk
merealisasikan rencana pembentukan Universitas dimaksud, IAPDIKA akan membentuk satu Panitia Pembentukan Universitas
yang terdiri atas:
- Unsur Pimpinan DDI yang terpilih pada Muktamar 2014
- Unsur IAPDIKA
- Unsur Pengurus DDI Kalimantan Timur
- Unsur IAPDIKA Wilayah Kaltim
- Unsur Pemda setempat
Setelah pembentukan Panitia
dimaksud, maka selanjutnya Panitia akan membahas tentang struktur Universitas
yang terdiri atas:
- Dewan Pembina
- Dewan Pengarah
- Rektor
- Dekan
- Fakultas-Fakultas
- Penyusunan Kurikulum
- Legalisasi Universitas
- Pengenalan Universitas
V. PEMBENTUKAN AMBO DALLE CENTER
Pembentukan
Ambo Dalle Center di Jakarta selain dimaksudkan untuk menggali dan melestarikan
ilmu-ilmu Anregurutta dan cara pandang serta visi dakwah yang dilakukan selama
hidupnya juga dimaksudkan sebagai pusat studi keislaman yang comprehensive
dengan tujuan sebagai berikut:
- Meningkatkan kesadaran setiap insan akademis untuk memahami Islam sebagai agama yang sempurna;
- Meningkatkan gairah setiap peneliti untuk menggali khaazanah keislaman secara akurat dan dapat dipertanggung jawabkan;
- Mendukung calon-calon sarjana untuk menyelesaikan setiap karya ilmiah secara mudah dan gampang;
- Berperan aktif dalam menyelesaikan setiap masalah yang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia khususnya yang terkait dengan hukum-hukum syariah.
- Menciptakan kader-kader dai dan sarjana islam yang moderat, berwawasan kebangsaan, keamanan nasional dan ketertiban umum serta toleransi antar agama.
Untuk
mewujudkan pembentukan Ambo Dalle Center, IAPDIKA akan mempersiapkan program
pembentukan Pusat Studi tersebut bekerjasama dengan LSM Lokal dan Asing dan
membentuk Panitia yang terdiri dari unsur sebagai berikut:
- Unsur Pimpinan DDI yang terpilih pada Muktamar DDI tahun 2014
- Unsur IAPDIKA
- Pengurus IAPDIKA Wilayah Jakarta
- Unsur Simpatisan DDI yang memiliki kapasitas untuk membantu pembentukan dan pengadaan fasilitas Pusat Studi dimaksud.
VI. Menginventarisasi aset-aset DDI
Inventarisasi
asset-asset DDI merupakan salah satu program utama IAPDIKA dalam rangka mengembalikan
kapabilitas Lembaga Pendidikan dan Dakwah DDI. Untuk mendeteksi seluruh asset
DDI, IAPDIKA akan membentuk sebuah tim untuk menginventarisasi seluruh asset
DDI kemudian berupaya semaksimal mungkin untuk mengembalikan seluruh asset dimaksud
ke Lembaga DDI melalui jalur hukum yang berlaku. Tim Inventarisasi Asset DDI
(TIA-DDI) terdiri dari :
- Unsur Pimpinan DDI sebagai Pembina dan Pengarah;
- Unsur IAPDIKA sebagai Anggota;
- Aparat Terkait dari Pemda atau Kepolisian sebagai Advisory;
- Senior DDI yang dianggap memiliki data kekayaan DDI.
MEREALISASIKAN PONPES PERCONTOHAN DDI DI KABALLANGANG:
VISI:
Sebagai lembaga yang mampu membentuk dan menyiapkan kader
dan ulama ahlussunnah wal-jama’ah berwawasan universe, mampu mentransformasikan
ilmunya ke dalam bahasa masyarakat global dengan prilaku akhlak karimah.
MISI:
Menyelenggarakan pendidikan berbasis agama Islam,
pengetahuan umum, teknologi modern, dan ekonomi kerakyatan mulai dari
pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita tersebut di atas, Darud
Da’wah wal-Irsyad (DDI) harus memiliki beberapa program pendidikan unggulan:
A. PENDIDIKAN FORMAL:
- Taman Hafal al-Qur’an Usia Dini
- Madrasah Ibtidaiyah dan I’dadiyah (Akreditasi A)
- Madrasah Tsanawiyah/ MTs (Akreditasi A)
- Madrasah Aliyah/ MA (Akreditasi A)
- Sekolah Menengah Pertama/ SMP (Akreditasi A)
- Sekolah Menengah Atas/ SMA (Akreditasi A)
- Sekolah Menengah Kejuruan/ SMK, Jurusan Manajemen dan bisnis (Akreditasi A)
B. KOMPETENSI DASAR:
- Al-Qur’an dan ulumul Qur’an
- Menghafal al-Qur’an
- Bahasa Arab
- Bahasa Inggris
- Kitab kontemporer (Arab dan Inggris)
- Kitab Salaf
- Ibadah
- Pengetahuan Umum, IT dan IPTEK
- Life skill.
C. PEMBELAJARAN DAN JURUSAN PROGRAM:
Kegiatan belajar ranah kognitif dilaksanakan selama 5
hari (Senin-Jumat), dan dua hari sisanya (Sabtu dan Ahad) dimanfaatkan kegiatan
ranah psikomotonik berupa olah raga, seni-budaya, dan keterampilan.
Strategi pembelajaran di Pondok Pesantren Darud dakwah
wal-Irsyad (DDI) menggunakan pendekatan MIS (Multiple Intelligence System),
yang menekankan pada media dan fasilitas kecerdasan santri yang bervariasi
mulai dari pembelajaran dasar hingga lanjutan dengan program jurusan Sains dan
Sosial untuk tingkat Aliyah dan SMA; program bisnis dan manajemen untuk sekolah
kejuruan.
Standar Evaluasi dan Sertifikasi dilaksanakan melalui
tahapan Ujian Pesantren, Ujian Sekolah (US), dan Ujian Nasional (UN) untuk
tingkat Sekolah Dasar, Menengah Pertama, dan Menengah Atas/ Kejuruan.
D. PENDIDIKAN NON FORMAL:
- Kursus dan Traning bahasa Arab (Prog. Ilmu Bahasa dan Muhadatsah)
- Kursus dan Traning bahasa Inggris (Prog. Ilmu bahasa dan Conversation)
- Tahfiz al-Qur’an
- Pengajian Kitab-kitab Kuning
- Kursus dan Traning Manajemen, Bisnis Kerakyatan, dan Methodologi Pengajaran
- Belajar Seni Retorika dan Traning Da’wah
- Bahtsul Masail (diskusi masalah keagamaan dan kemasyarakatan).
E. MENGADAKAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI UNGGULAN (KADER ULAMA) DI KABALLANGANG:
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar/instruktur di
lingkungan Pesantren DDI pusat dan cabang-cabang di daerah; dan keperluan imam
serta da’i-da’i di mesjid khususnya di bulan suci Ramadhan, maka perlu diadakan
pendidikan kader ulama masa depan. Dan pendidikan kader ulama ini di beri nama
“Ma’had Aly Addariyah”, program S1 (konsentrasi Syari’ah, ilmu al-Qur’an dan
Tarbiyah), diusahakan berbeasiswa dan tidak ketat membatasi usia.
F. LEMBAGA SOSIAL:
- Badan Amal, Zakat dan Shadaqah
- Pusat Penanggulangan Bencana Alam dan Lingkungan
- Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
- Pesantren Kilat dan Pesantren Ramadhan
- Forum Komunikasi Umat Beragama
- Majlis Zikir dan Majlis Ta’lim Rutin Bulanan/ Mingguan
G. SARANA DAN FASILITAS PENDIDIKAN:
- Masjid dan Aula Besar
- Ruang Kantor Administrasi parmanen
- Ruang Belajar Modern
- Perumahan Guru Lapang dan Asri
- Asrama Santri Bersih dan Sehat
- Lab. Science
- Lab. Komputer
- Lab. Bahasa
- Perpustakaan
- Ruag Multi Media Belajar
- Dapur Umum
- Workshop Usaha Kerakyatan
- Workshop Keterampilan Dasar
H. SARANA DAN FASILITAS PENUNJANG:
- Balai Kesehatan
- Mini Market
- Wartel dan Warnet
- Sarana Olahraga
- Taman-taman Indah, jalan-jalan rapih dan mengalir sungai-sungai yang jernih.
- Koperasi Simpan Pinjam Syariah
- Koperasi Pondok Pesantren
- Buvet dan cafeteria
- Bank DDI
- ATM Service
II. PROGRAM JANGKA PANJANG
Program Jangka Panjang IAPDIKA
tidak terlepas dari tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam memperbaiki
lembagan pendidikan dan dakwah DDI khususnya Ponpes DDI Kaballangang.
Adapun Program Jangka Panjang
IAPDIKA meliputi:
- DDI sebagai Pusat Ilmu dan Keilmuan di Indonesia Timur
- Mandiri dalam mejalankan misinya (asset yang dimiliki mampu mendukung seluruh kegiatan dan program DDI termasuk pemberian beasiswa kepada warga miskin untuk belajar di berbagai Universitas DDI)
- DLL …………………………….
No comments:
Post a Comment