Puisi “Sang Dalang dalam Kisahnya”
Kekelaman mulai memeluk Malam
Seakan tangguh menyembunyikannya dari dinginnya Angin yang berhembus
Bintang-bintang muncul dengan wajah cemberut
Protes menanyakan kealfaan kisah yang sering mereka dengar
Sang Dalang telah mati
Jiwanya mengering tak mampu lagi tuk berkisah
Tokoh-tokoh itu tak lagi berarti
Tinggal jejak wujud dari potongan kayu dan sobekan kulit binatang
Hanya sunyi yang terdengar Riang
Menari dan bernyanyi dengan nada kepiluan
Liriknya mengisahkan tentang cinta yang nestapa
Seakan mengejek sang Dalang yang tengah terpuruk oleh Cinta yang Hampa
Kemana arah 'kan mengantar asa?
Ketika angin pun enggang berbisik
Membenci sunyi yang kian berisik
Menggoyahkan Tonggak rindu yang menusuk Kalbu
Tak ada titisan...
Bahkan cahayapun enggan menyapa
Tersilaukan dalam kegelapan
Terabaikan dalam ramainya sapaan
Hening dalam kebisingan
Sang Dalang menyapa kekasih yang Hilang
Menari seperti Mati...
Benyanyi seperti Mati...
Sang Dalang Pasrah menuggu Mati...
*Puisi "Sang Dalang dalam Kisahnya"
Seakan tangguh menyembunyikannya dari dinginnya Angin yang berhembus
Bintang-bintang muncul dengan wajah cemberut
Protes menanyakan kealfaan kisah yang sering mereka dengar
Sang Dalang telah mati
Jiwanya mengering tak mampu lagi tuk berkisah
Tokoh-tokoh itu tak lagi berarti
Tinggal jejak wujud dari potongan kayu dan sobekan kulit binatang
Hanya sunyi yang terdengar Riang
Menari dan bernyanyi dengan nada kepiluan
Liriknya mengisahkan tentang cinta yang nestapa
Seakan mengejek sang Dalang yang tengah terpuruk oleh Cinta yang Hampa
Kemana arah 'kan mengantar asa?
Ketika angin pun enggang berbisik
Membenci sunyi yang kian berisik
Menggoyahkan Tonggak rindu yang menusuk Kalbu
Tak ada titisan...
Bahkan cahayapun enggan menyapa
Tersilaukan dalam kegelapan
Terabaikan dalam ramainya sapaan
Hening dalam kebisingan
Sang Dalang menyapa kekasih yang Hilang
Menari seperti Mati...
Benyanyi seperti Mati...
Sang Dalang Pasrah menuggu Mati...
*Puisi "Sang Dalang dalam Kisahnya"
Artikel berhubungan:
Mengejar Berkahnya Gurutta Ke
Tanah Bugis
No comments:
Post a Comment