Menitipkan Secerca Harapan Kepada IAPDIKA
Oleh: Lhatief Onezt D'Areker
Teringat pada
tahun lalu ketika saya menjadi panitia sskaligus sebagai peserta Diklat Kader
Dasar (DKD) AKBAR IMDI yang saat itu bekrja sama dengan PC IMDI Makassar dan PC
IMDI Parepare di PONTREN DDI AL-BADAR Bilalange. Pada waktu itu kami menerima
materi tentang sejarah DDI yang disampaikan langsung oleh Bpk. Prof. Dr.K.H. Muiz
Kabry.
Setelah sampai pada
season pertanyaan saya-pun sempat bertanya mengenai DDI itu sendiri baik dart
perjuangan ataupun pengabdian Anregurutta Ambo Dalle dan seterusnya, dan di
akhir pertanyaan saya tadi adalah tentang keadaan DDI Kaballangang yang sangat
memprihatinkan dan menyedihkan sekali seperti tak terurusi atau sudah tak
terhiraukan lagi.
Kenapa saya katakan
demikian karen pada waktu itu saya sangat merasakan bersama teman-teman
seperjuangan, terutama pada waktu pengajian kitab tamrinul khithabah, upacara
dan apel pagi dan lain-lain. Saya sangat sedih karena pernah suatu saat, bahkan
sering pembina tidak ada yang datang, kalau ada yang terpaksa datang ke acara
itupun selalu telat sampai sesuai dijadwalkan.
Pada kesempatan
seperti itu maka tak jarang saya sendiri bertindak sebagai pembina tamrinul
khithabah, apel pagi, upacara bendera dan sejenisnya, sebagai kapasitas saya selaku
ketua OSIS yang laiknya hanya bisa menjadi pmimpin upacara atau sebagai peserta
biasa saja.
Namun, seperti
kata pepatah “pucuk tak kunjung tiba akar-pun jadi”, mau bilang apalagi kalau sudah
tidak ada yang lain, maka ibalusi anra-e dan saya-lah biasanya menggantikan. Saya
betul-betul sangat sedih sampai meneteskan air mata pada waktu itu.
Lain lagi pada waktu
DDI Kaballangang berada dibawah rezim K.H.M. Thahir Syarkawi beserta antek-anteknya,
sungguh sangat menyedihkan dan memprihatinkan lagi, sampai saya katakan kepada
Bpk Prof Muiz dengan nada suara yang agak miris, mana semua wujud kepedulian
dan pengabdian kita terhadap DDI, kenapa pesantren yang kita cintai dan banggakan
itu sepertinya dibiarkan begitu saja tak terhiraukan sama sekali.
Lantas Beliau
bilang kepada saya: Kamu kuliah di STAIN Parepare kan? Nah, tanyakan saja itu
kepada ketua STAIN yang kamu tempati kuliah sekarang (Bpk Prof. Dr. K.H. Abd
Rahim Arsyad., MA), bilang kenapa bukan dia yang langsung turun tangan untuk
memimpin pesantren DDI Kaballangang?
Ini amanah buat
kamu dan harus kamu sampaikan kepada Bapak Dr. Rahim, karena suatu saat nanti saya
ketemu Beliau saya akan tanya kembali apakah ada mahasiswa kamu pernah bertanya
tentang Kaballangang, sahutnya Bpk Prof Muiz. Dan pada waktu itu saya berjanji
akan mnyampaikan amanah Bpk Prof Muiz kepada Bpk Prof Rahim,.
Beberapa hari kemudian
saya sengaja datang kekediama Bapak Prof Rahim dan menyampaikan amanah Bpk Prof
Muiz tersebut. Dan apa kata Prof Rahim, Beliau hanya menjawab singkat mengatakan:
“Bisa, yang penting diberikan kepercayaan sepenuhnya kepada saya”.
Kalau saya tidak
salah tangkap dari pembicaraan Bpk Prof Rahim mungkin maksud Beliau adalah agar
diberikan keprcayaan sepenuhnya untuk mengelola pesantren DDI kaballangang
tanpa ada campur tangan oleh pihak lain, atau entah apalah maksudnya saya
sendiri kurang mengerti juga,.??? Sampai saya mau tanya kembali kpd Bpk Prof
Muiz tapi saya tidak punya kesmpatan untuk itu, akhirnya saya hanya bisa sampaikan
kepada Pak Abdul Jalil.,SE, salah satu putra Bpk Prof Muiz. Disitulah saya berdiskusi
dan share sama beliau. Dan lagi pula saya pikir amanah yang diberikan Bpk Prof
Muiz kepada saya sudah dilaksanakan, Alhamdulillah.
Dan sekarang tidak
tau lagi bagaimana??? Semoga saja melalui IAPDIKA ini kita bisa buktikan wujud
kepedulian dan pengabdian kita terhadap DDI khususnya Pesantren DDI
Kaballangang. Yang Alhamdulillah kenyataannya sekarang sudah dimulai dan dibuktikan
oleh kakanda semuanya. Walau bagaimanapun juga kita tetap harus berterima kasih
kepada orang-orang yang telah memperjuangkan DDI, terlepas dari adanya kepentingan-kepentingan
lain atau terjadi komplik, kalau itu memang ada biarkan-lah Allah yang akan menilainya,.!
IAPDIKA tetep harus
berjuang menuju Reformasi dengan penuh ikhlas, tanpa pamrih dan mengabdi
terhadap DDI khususnya Pesantren DDI Kabalangang yang tiada akhir. Insya Allah.
Amien,.,.!
Artikel berhubungan:
- Kenangan DR MuhammadSuaib Tahir Bersama Anregurutta (3)
- Mengejar Berkahnya Gurutta Ke Tanah Bugis
- Barakka’-na Anregurutta AmboDalle
- Kenangan DR Muhammad Suaib Tahir Bersama Anregurutta (1)
- Kenangan DR MuhammadSuaib Tahir Bersama Anregurutta (2)
- Haul Gurutta Ambo Dalle
- Isra'-Mi'raj Ke Elle Salewo-E Bersama Gurutta H. Jamalu
- Seorang Muhajir Fakir
3 comments:
Salut membaca tulisanmu ya akhy tingkatkan.
Syukran kanda Tulisanku sudah diberdayakan.
Post a Comment